Selain itu, dampak terhadap mental juga dapat disebabkan oleh stresor psikologis, seperti isolasi sosial, dampak psikologis dari penyakit parah, dan kekhawatiran tentang menulari orang lain.
Stigma terhadap penyakit juga turut memperburuk kesehatan mental pasien Covid-19 yang sembuh.
Hal itu ditunjukkan oleh pasien rawat jalan yang menunjukkan peningkatan kecemasan dan gangguan tidur.
Baca Juga: Fakta Baru Mengenai Asal Virus Corona, Setelah ini Dirinya Bisa Hilang Kapan Saja Oleh Tentara Merah
Sementara itu, pasien rawat inap mengalami gejala PTSD, depresi, kecemasan, dan OCD.
"Mengingat keparahan yang lebih buruk dari Covid-19 pada pasien yang dirawat di rumah sakit, pengamatan ini menunjukkan bahwa lebih sedikit dukungan perawatan kesehatan dapat meningkatkan isolasi sosial dan kesepian akibat pandemi Covid-19," kata peneliti.
Para peneliti juga mengatakan, temuan mereka mencerminkan penelitian-penelitian sebelumnya tentang penyebaran virus Corona, termasuk Sars.
Di mana, morbiditas psikiatris berkisar antara 10-35 persen pada tahap pasca-sakit.(*)
Baca Juga: Presiden Brasil Usai Terinfeksi Covid-19 Paru-parunya Berjamur, Masih Bernyali Tantang Virus Corona?
#berantasstunting
#hadapicorona
Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul Penelitian: Pasien Covid-19 yang Sembuh Menderita Gangguan Kejiwaan, Sebulan Setelah Pulih
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar