GridHEALTH.id - Setelah beberapa waktu lalu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan jika Kota Pahlawan sudah memasuki zona hijau Covid-19, rupanya berdampak pada seluruh sektor kehidupan masyarakat.
Kabarnya, beberapa sekolah di Surabaya telah mengajukan permohonan sekolah tatap muka.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Berencana Berlakukan Sekolah Tatap Muka, Nadiem Makarim Punya Kebijakan Sendiri
Namun, Dinas Pendidikan Kota Surabaya masih terus mengkaji terkait kebijakan membuka kembali sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Hingga saat ini Dindik Surabaya terus mempersiapkan fasilitas protokol kesehatan bagi guru dan siswa, termasuk kesiapan Sekolah untuk memenuhi kebutuhan layanan sekolah tatap muka.
Tak hanya itu, pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), dr Windhu Purnomo meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengurungkan rencana sekolah tatap muka.
Sebelumnya, ribuan guru SMP di Surabaya dikabarkan telah menjalani prosedur tes Covid-19 demi bisa sekolah tatap muka.
Bahkan, uji coba pembelajaran tatap muka dimulai Senin (3/8/2020) lalu.
Baca Juga: Makanan Alkali Dapat Membunuh Virus Corona, Benarkah SARS-CoV-2 Mati dalam pH Tinggi?
Selain itu, beberapa fasilitas pun wajib dipenuhi, seperti ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, fasilitas layanan kesehatan, mengenakan masker, dan menggunakan thermogun.
Kendati demikian, Windhu Purnomo beranggapan jika Kota Surabaya masih berisiko tinggi penularan virus corona.
Baca Juga: Mendagri; Pembagian Masker Lebih Dari 1 Juta Saya Akan Datang, Masker Senjata Utama Hadapi Covid-19
"Surabaya masih zona merah. Kalau masih belum hijau tidak boleh buka-buka sekolah itu, belum," ujar Windhu, Rabu (5/8/2020).
Windhu terus berujar jika zona hijau di Surabaya hanyalah hijau semangka.
"Hijau di Kota Surabaya adalah hijau semangka. Jadi hijaunya di kulit tapi sesungguhnya dalamnya merah. Itu nanti malah menyesatkan, masyarakat akan keluyuran dan justru berbahaya," ujar Windhu.
Baca Juga: Tak Tanggung-tanggung, Jokowi Perketat Sanksi bagi Pelanggar Protokol Kesehatan
Windhu juga mengingatkan tingginya angka tingkat kematian (fatality rate) akibat Covid-19 di Surabaya yang lebih tinggi 2 kali dari angka nasional.
"Surabaya masih tinggi, 8,9%, padahal nasional kurang 4,5%. Sedangkan WHO targetnya 2%. Jadi tingkat keamanan Surabaya masih jauh," kata Windhu.
Terlepas dari itu, kini Surabaya memiliki 8.980 kasus positif Covid-19. (*)
#hadapicorona
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar