Selain Indra, ada sejumlah mahasiwa doktoral lain yang terlibat, termasuk dari Meksiko, Australia dan dari Inggris sendiri.
Tim yang menganalisa respons antibodi terdiri dari sembilan orang, dari sekitar 300 anggota tim Universitas Oxford.
"Kebanyakan mahasiswa yang terlibat, seperti saya, sebetulnya memiliki proyek sendiri untuk tesisnya. Saya sendiri sebenarnya melakukan penelitian vaksin malaria. Namun dalam kondisi pandemik ini, para mahasiswa diperbolehkan terlibat dalam penelitian covid 19 ini," tambahnya.
Ia mengatakan terlibat dalam beberapa pengembangan vaksin lain seperti rotavirus dan polio sebelum melanjutkan program doktoral di Universitas Oxford ini.
"Namun ini pertama kalinya saya terlibat dalam pengembangan vaksin untuk pandemik di mana pandemik tersebut sedang berlangsung.
Tentu saja protokol keamanan semakin diperketat mengingat kita tetap harus menerapkan jaga jarak di laboratorium, menjadi tantangan tersendiri dalam bekerja dengan vaksin ini," tambah Indra.
Baca Juga: 97 Ribu Anak Sekolah Kena Covid-19 Dalam 2 Minggu, Yakin Masih Mau Buka Sekolah?
Baca Juga: Waspadai Glukoma Pada Anak dan Ciri-cirinya, Butuh Penanganan Segera
Sementara Satria Arief Prabowo mengatakan awal keterlibatannya menjadi konsultan di Immunitor bermula melalui profesor yang menjadi penulis pakar dalam makalah tentang vaksin TBC.
Source | : | BBC Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar