Selain itu, pasien juga mengalami retiform purpura, yakni lesi kulit tidak merata yang disebabkan sel darah merah bocor ke dalam kulit.
Menurut para peneliti dari New York-Presbyterian/Weill Cornell Medical College, kedua komplikasi tersebut adalah manifestasi khas dari pembekuan darah di kulit.
Kendati semua pasien menerima terapi untuk membantu mencegah penggumpalan darah, tapi penggumpalan darah di kulit terus berkembang dan dianggap memiliki emboli paru atau penyumbatan arteri di paru-paru.
Baca Juga: Teguh Vagetoz 3 Tahun Tak Manggung juga Menikah, Fokus Rawat Ibunya yang Alami Penyumbatan Otak
Sementara itu dilansir Science Alert, Sabtu (8/8/2020), para peneliti tidak dapat mengidentifikasi secara tepat kapan ruam itu pertama kali muncul.
Mereka tidak melakukan pencitraan jensi apapun untuk menghindari paparan virus SARS-CoV-2.
Meski demikian, temuan ini menjadi pelajaran pentung bagi profesional di bidang kesehatan bahwa manifestasi kulit merupakan petunjuk adanya pembekuan darah abnormal.
Source | : | Kompas.com,Science Alert |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar