Tetapi pada awal Juni, Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) telah menghentikan penelitian hidroksiklorokuin sebagai obat corona, dan menghentikan pemberiannya pada pasien Covid-19di seluruh rumah sakit, di seluruh dunia.
Reuters bahkan melaporkan Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) telah resmi menghentikannya, Sabtu, 20 Januari 2020.
Tak putus asa mencari upaya pengobatan, sekelompok dokter di New York, Amerika Serikat, menemukan bahwa menginduksi lewat terapi hipotermia dapat menolong pasien Covid-19 yang dirawat ICU dengan bantuan ventilator.
Hal ini ditemukan ketika para dokter di Northwell Health's North Shore University di Manhasset, New York, mulai putus asa dan bertanya-tanya apakah ada hal yang dapat mereka lakukan untuk mencegah Covid-19 merusak tubuh pasien.
Ketika pasien yang sakit kronis membutuhkan bantuan ventilator, peningkatan metabolisme mereka justru menurunkan otot yang digunakan untuk bernapas, sehingga mereka sulit terlepas dari bantuan mesin.
Kadar karbondioksida dan asam yang tinggi dalam aliran darah, bercampur dengan rendahnya kadar oksigen, menciptakan suatu campuran yang mematikan. Hal ini meningkatkan kemungkinan gagal organ.
Baca Juga: Bakar Lemak Cara Cepat, Diet Jahe Mampu Turunkan Hingga 4 Kg Per Minggu
Baca Juga: 5 Penyebab Tidak Merokok Tapi Terkena Kanker Paru, Perlu Diwaspadai
Selain itu, meski tubuh pasien Covid-19 terlihat seperti sedang tertidur, demam tinggi serta respons hiperinflamasi atau badai sitokin dapat menyedot energi respons hipermetabolik.
Source | : | Reuters,Medical News Today,NY Times,Center for Disease Control and Prevention |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar