Mitokondira merupakan bagian dari sel yang berfungsi untuk menghasilkan energi (ATP) bagi metabolisme sel.
Saat terjadi akumulasi ceramida, maka sfingolipid rheostat pun ikut meningkat, yang menyebabkan peningkatan permeabilitas membran mitokondria sehingga sitokrom C dapat keluar dari mitokondria.
Sitokrom C merupakan suatu protein penting bagi sintesis energi. Keluarnya sitokrom C dari dalam mitokondria inilah yang membuat mitokondria tidak dapat menghasilkan energi yang diperlukan oleh sel untuk hidup.
Oleh karena itu, kematian sel kanker ini bukan diakibatkan oleh zat kimia sitotoksik, akan tetapi akibat adanya perubahan yang sangat kecil di dalam mitokondria (penghasil energi pada setiap sel).
Selain itu, ceramida juga menyebabkan stress genotoksik di dalam inti sel-sel kanker (nukleus) sehingga menghasilkan protein p53, yang berfungsi untuk mengganggu metabolisme kalsium di dalam mitokondria.
Ceramida juga mengganggu proses lisosom di dalam sel. Lisosom merupakan suatu sistem pencernaan sel-sel yang berfungsi untuk menutrisi sel sehingga sel dapat menjalankan fungsinya.
Baca Juga: Waspadai Kencing Berbusa, Bisa Jadi Gejala Awal Gagal Ginjal
Baca Juga: Fakta Kaitan Stres dan Kanker, Ternyata Memang Tak Main-main
Ceramida dan berbagai sfingolipid lainnya di dalam ganja sebagai tanaman obat yang secara aktif menghambat berbagai cara sel kanker untuk hidup.
Source | : | WebMD,Natural Healing Magazine,Gridhealth.id,dokter.id,www.healtheuropa.eu |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar