Susu pertumbuhan reguler memiliki keseimbangan yang baik antara kalori alami dari lemak, protein, dan vitamin esensial.
Itu semua dibutuhkan anak untuk pertumbuhannya, yang mana itu semua, melansir health.clevelandclinic.org dalam artikel berjudul 'Parents: Regular Milk and Water Is Best for Kids', tidak terdapat pada susu non reguler.
“Susu alternatif mungkin lebih rendah kalori, tetapi tidak seimbang dalam vitamin dan mineral,” kata ahli diet pediatrik Diana Schnee, MS, RD, CSP, LD.
Terpenting, Schnee mengingatkan orangtua, untuk tidak memberikan pada anak susu perasa (flavored milks), soda, dan minuman berkafein - karena tambahan gula dan stimulan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan (dan menyebabkan perubahan gula darah).
Apalagi susu yang hanya bentuk dan namanya saja susu, tapi isinya mengandung gula yang sangat banyak. Contoh, produk kental manis atau yang lebih dikenal dengan nama susu kental manis (SKM).
Melansir sehatnegeriku.kemkes.go.id pada artikel 'Kental Manis Ramai Dibicarakan, Kemenkes: Mulai Biasakan Baca Label Pangan,' produk kental manis bukanlah sebuah produk susu.
Baca Juga: Geram Lihat Kafe Langgar Protokol Kesehatan Covid-19, Anies Baswedan; 'Anda Tutup Sekarang Juga!'
“Produk kental manis ini tinggi energi dan karbohidrat, namun rendah protein. Karena kandungan gulanya sangat tinggi maka tidak dikategorikan sebagai susu (untuk pertumbuhan). Peruntukannya sebenarnya untuk bahan kue, bukan diperuntukkan untuk minuman tunggal dan diberikan kepada Balita”, papar Ir. Doddy Izwardy, MA, yang kala itu menjabat Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI.
Pendapat senada ditemukan di artikel yang dimuat di situs halalmui.org.
Pada artikel berjudul 'Susu Kental Manis, Bukan Susu?', disebutkan, dalam pembuatan SKM juga dilakukan penambahan gula sebagai bahan pemanis sekaligus pengawet.
Baca Juga: Dinilai Bisa Atasi Pandemi, Ilmuwan Rusia Puji Metodologi Pengobatan Covid-19 China
Source | : | cleveandclinic.org,halalmui.org,unitypoint.org,sehatnegeriku.kemkes.go.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar