1. Memilih tempat tusukan dengan tepat
Pilihlah tepi ujung jari tangan (bagian lateral ujung jari), terutama pada jari ke-3, 4, dan 5 karena kurang menimbulkan rasa nyeri.
Jika tidak memungkinkan, pemeriksaan dapat dilakukan di daerah telapak tangan pangkal ibu jari (tenar).
Pada kondisi tertentu, misal luka bakar pada kedua tangan, penusukan dapat dilakukan pada lengan bawah, paha, dan telapak tangan, tapi hasilnya tidak seakurat di ujung jari.
2. Cucilah tangan dengan air dan sabun, lalu keringkan
Bersihkan tempat yang akan ditusuk dengan alkohol 76 persen, gunakan tetesan darah pertama.
Jika permukaan tempat yang akan ditusuk tidak memungkinkan untuk dibesihkan dan lokasi terlihat kotor, maka tetesan darah pertama dibersikan dulu dan pemeriksaan menggunakan tetesan darah kedua.
3. Lalukan pemijatan ringan ujung jari sebelum ditusuk
Setelah ditusuk, jari tidak boleh ditekan-tekan lagi karena sampel darah yang keluar adalah plasma, bukan serum.
4. Gunakan lanset yang tipis dan tajam untuk menghindari nyeri
Gunakan satu lanset untuk sekali penggunaan.
Hal ini penting untuk mencegah transmisi bakteri patogen, infeksi kulit, dan reaksi kulit lainnya, serta mencegah penggunaan jarum lanset yang tumpul.
5. Lakukan pengaturan kedalaman tusukan lanset sesuai kebutuhan
Pengaturan kedalaman tusukan dapat dilakukan melalui angka-angka yang tertera pada pen pemegang lanset.
Sementara, jika menggunakan lanset tanpa pen (safety pro uno), maka kedalaman tidak bisa diatur.
6. Lakukan penusukan dengan lanset
Baca Juga: Begini Cara Ibu Milenial Menyimpan ASI Perahnya yang Kekinian, Mau Tahu?
Source | : | American Diabetes Association |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar