GridHEALTH.id - Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah, bahkan kini rata-rata kasus aktif harian bertambah sekitar 4 ribu kasus.
Tercatat hingga Sabtu (26/9/2020), ada penambahan kasus Covid-19 sebanyak 4.494 orang.
Baca Juga: Ilmuwan WHO Prediksi, Memakai Masker dan Menjaga Jarak Berlangsung Hingga 2022
Penambahan pasien itu menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 271.339 orang.
Melihat tingginya penambahan kasus tersebut, ahli epidemiologi asal Univeritas Indonesia Pandu Riono mengaku bahwa puncak corona bisa saja baru akan terjadi di tahun 2021 mendatang.
Baca Juga: Miliki Antioksidan Tinggi, Benarkah Minum Kopi 3 Kali Sehari Dapat Tangkal Virus Corona dalam Tubuh?
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, penduduk bumi akan menjalani kehidupan normal seperti sebelum adanya pandemi Covid-19 di tahun 2022.
"Saya pikir bisa jadi pada 2022 kita akan mulai berpikir untuk kembali ke kehidupan normal seperti saat sebelum pandemi," kata Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, dikutip Jumat (19/9/2020), dikutip dari AFP.
Soumya menilai bahwa adanya vaksin Covid-19 di tahun 2021 sebenarnya tidak mencukupi untuk menghentikan pandemi ini.
"Orang membayangkannya adalah bahwa di bulan Januari 2021, Anda memiliki vaksin untuk seluruh dunia dan semuanya akan mulai kembali normal. Bukan begitu cara kerjanya," katanya.
Baca Juga: Penerima Bantuan Sudah Terdata, Jokowi: Program Bantuan Sosial Telah Berjalan dengan Baik
Ia menilai, awal 2021 adalah masa dunia melihat apakah uji coba yang dilakukan produsen vaksin sukses atau tidak.
"Semua uji coba yang sedang berlangsung, memiliki tindak lanjut selama setidaknya 12 bulan, jika tidak lebih lama."
"Itu adalah waktu yang biasa Anda lihat untuk memastikan Anda tidak mengalami efek samping jangka panjang setelah beberapa minggu pertama," terangnya.
Sementara itu, dalam sebuah webinar pada Sabtu (22/8/2020), Pandu Riono menyatakan kesulitan memprediksi kapan puncak corona.
Baca Juga: Terungkap Bagaimana Cara Penularan Virus Corona di Kabin Pesawat, Ini Penjelasannya
"Kecepatan penularan dilihat bertahap, dari beta statistik percepatan transmisi, wow kaget. Kalau tidak melakukan penanganan secara serius, kemungkinan akan terus sampai 2021, pertengahan atau awal semester pertama baru sampai puncaknya," ucapnya.
Dalam grafik yang ia tampilkan, angka penularan baru akan melandai setelah puncak, yakni mulai akhir 2021 hingga 2022. (*)
#hadapicorona
Source | : | AFP,webinar |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar