Apabila kita mengubah posisi atau meluruskan bagian yang tertekuk tadi maka secara perlahan kesemutan itu akan menghilang.
Namun kesemutan bisa juga menjadi kondisi medis yang lebih serius seperti kambuhan atau kronis.
Kesemutan kronis biasanya akan diikuti oleh gejala lainnya, misalnya nyeri, gatal, dan penyusutan/kelemahan otot.
Dalam kasus tersebut, kesemutan bisa menjadi tanda dari kerusakan saraf sebagai hasil dari beragam kondisi medis yang mendasarinya, seperti cedera traumatik atau berulang, infeksi bakteri atau virus, pengerasan arteri, dan penyakit sistemik seperti stroke, diabetes, penyakit hati, ginjal, gangguan tiroid, hingga kanker.
Selain itu, obat-obatan yang sedang dikonsumsi juga bisa memicu kesemutan, misalnya beberapa obat anti kejang dan antibiotik.
Obat-obatan untuk penyakit autoimun, seperti penyakit HIV/AIDS juga sering menyebabkan kesemutan pada bagian tubuh.
Baca Juga: Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid yang Benar Sesuai Ajaran Islam
Baca Juga: Satgas : 'Penularan Covid-19 Terbaru, 90 Persen Terjadi Saat Makan'
Faktor lain yang menyebabkan kesemutan berkepanjangan adalah malnutrisi akibat pola makan yang buruk, kekurangan vitamin B12 serta konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Source | : | Mayo Clinic,lippokarawaci.co.id,Gridhealth.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar