GridHEALTH.id - Pengguna kacamata karena masalah mata, misal rabun jauh atau rabun dekat, alias minus dan plus, tentu akan mengganti kaca matanya di kemudian hari.
Menganti kacamata tersebut, ada yang karena rusak, atau minus dan plusnya bertambah, atau malah berkurang.
Tapi setelah mengganti kacamata acap kali kita menjadi tidak nyaman dengan kaca mata baru tersebut.
Keluahannya paling banyak adalah pusing.
Untuk diketahui, meggunakan kacamata baru, mata kita harus melakukan adaptasi kembali.
Nah, proses adaptasi ini terkadang membuat kita merasa pusing.
Akan tetapi, jika pusingnya tidak hilang dalam waktu satu atau tga hari, baiknya kembali ke dokter.
Kenapa? Bisa jadi pusingnya bukan karena masalah adaptasi. Tapi karena masalah berikut ini;
Baca Juga: Coba Letakan Bawang Merah Di Setiap Sudut Rumah, Rasakan Khasiat Dahsyatnya Saat Pandemi Ini
1. Bingkai kacamata kurang tepat
Terkadang adaptasi kacamata baru berlangsung kurang mulus bukan karena lensanya, melainkan bingkai kacamata.
Baca Juga: 10 Cara Mengobati Ambeien yang Kerap Menyiksa Selain Menggunakan Obat Resep Dokter
Baik itu kurang pas di hidung, menekan telinga, dan banyak lagi. Kondisi ini dapat menyebabkan sakit kepala.
Untuk itu, pastikan kacamata baru selalu disesuaikan dengan bentuk wajah oleh ahlinya. Ini penting untuk membantu memilih kacamata dengan jarak yang tepat dari pupil.
Apabila kacamata terasa kurang nyaman atau meninggalkan bekas di hidung, jangan ragu untuk menyesuaikannya kembali.
Baca Juga: Tak Mau Tergantung Impor, Erick Tohir Pastikan Vaksin Merah Putih Jadi Andalan Pada Tahun 2022
Apalagi, kacamata dipakai selama berjam-jam dalam sehari.
2. Salah penulisan resep kacamata
Meski telah melalui proses pengecekan, tetap saja ada kemungkinan terjadi kesalahan pemberian resep.
Dokter mungkin saja mengukur jarak antar-pupil dengan kurang tepat. Jika ini yang terjadi, otot mata harus bekerja lebih keras.
Baca Juga: Studi Terbaru: Pasien Sembuh dari Covid-19 Akan Mengalami Penuaan Otak 10 Tahun Lebih Tua
Jika sakit kepala akibat kaca mata baru ini tidak juga hilang setelah beberapa hari, lakukan pengecekan ulang.
Dokter spesialis mata akan tahu apakah ada kesalahan dari pemeriksaan sebelumnya.
3. Otot tegang
Otot yang berpengaruh pada proses adaptasi kaca mata baru adalah otot pengatur iris dan pupil.
Baca Juga: Layanan Operasi Bibir Sumbing Pada Anak Terpaksa Ditunda di Masa Pandemi Covid-19
Otot ini disebut otot siliaris, yang berfungsi layaknya diafragma pada kamera untuk mengatur fokus objek.
Saat beradaptasi dengan kacamata baru, sudah pasti otot siliaris akan bekerja sedikit ekstra sampai akhirnya kita nyaman dengan ukuran kacamata baru.
Kondisi ini dapat memicu tegangnya otot mata yang menimbulkan sakit kepala. Individu yang baru pertama kali memakai kacamata, lebih rentan mengalami hal ini.
Baca Juga: 3 Juta Vaksin Berbagai Merek Bakal Tiba di Indonesia, Erick Thohir; 'Itu Bagian Tahap Awal'
Selain itu, orang dengan preskripsi lensa kacamata yang jauh berbeda juga bisa mengalaminya.
4. Memakai lensa dengan banyak titik fokus
Terkadang, beradaptasi dengan lensa dengan dua atau tiga titik fokus (bifokal dan trifokal) bisa jadi lebih menantang.
Baca Juga: 3 Juta Vaksin Berbagai Merek Bakal Tiba di Indonesia, Erick Thohir; 'Itu Bagian Tahap Awal'
Jenis lensa ini diberikan untuk individu yang mengalami masalah lebih dari satu, seperti rabun dekat dan rabun jauh sekaligus.
Artinya, pengguna kacamata jenis ini harus melihat di titik fokus yang tepat agar penglihatannya semakin jelas.
Baca Juga: Belum Terbukti Manjur, Vaksin Covid-19 Eksperimental Mulai Dijual Bebas di China
Umumnya bagian bawah lensa digunakan untuk melihat dekat, sementara bagian atasnya untuk melihat jarak jauh.
Sangat wajar merasakan sakit kepala saat beradaptasi dengan kacamata jenis ini.(*)
Baca Juga: Niatnya Ingin Sehat Hanya dengan Buah dan Sayur Setiap Hari, Tapi Kenyataanya Kenapa Begini
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ganti Kacamata Baru Bikin Pusing? Ini Cara Mengatasinya"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar