"Stress, karena biasa hidup kumpul terpaksa harus terpisah. Saat saya menjalani isolasi di rumah, makanan hanya dibuatkan kemudian ditaruh di meja ditinggal pergi seperti tidak dihargai. Tapi harus begitu. Kemudian tetangga teman menjauhi kita pasti karena takut tertular," kata Fajar, Senin (9/11).
Ia bercerita, awal dinyatakan positif Covid-19 pada Mei 2020. Saat itu dirinya usai menggelar operasi yustisi di pasar, cafe dan mall untuk memberi sosialisasi kepada masyarakat pentingnya menjaga protokol kesehatan agar tidak tertular virus corona.
Namun setelah melakukan operasi yustisi tersebut ia justru dinyatakan positif Covid 19. Fajar merasa kaget karena tidak ada gejala atau tanda-tanda yang dirasakan pada tubuh.
Namun berdasarkan hasil swab dirinya positif dan harus menjalani isolasi selama 14 hari.
"Saya swab sampai sembilan kali karena hasilnya bisa positif negatif, setelah dua kali dinyatakan negatif artinya saya sudah sembuh dan bisa kembali bekerja," imbuhnya.
Baca Juga: #BijakGGL, Waspadai Gula Tersembunyi Dalam Makanan Kemasan, Ini Panduannya
Tiga minggu setelah itu, Fajar melakukan operasi yustisi. Seusai pulang, ia merasa tidak enak badan dan setelah diperiksa dinyatakan tifus. Sang istri yang berprofesi sebagai dokter merawatnya di rumah.
"Sampai pada akhirnya masuk rumah sakit dan mondok selama empat hari. Dilakukan swab ternyata saya juga positif Covid, kembali saya diisolasi di salah satu rumah sakit sampai tiga malam. Jadi total delapan malam saya berada di rumah," imbuhnya.
Baca Juga: Pantagan Usai Mengonsumsi Madu, Jangan Langsung Tidur, Ini Dampaknya
Source | : | Time,Tribunjateng.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar