GridHEALTH.id - Kampanye penggunaan masker terus dilakukan berbagai unsur di tanah air, salah satunya juga dilakukan oleh organisasi Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) baru-baru ini.
Dimana GP Ansor dan produsen es krim Aice Group diketahui baru saja meluncurkan kampanye Lima Juta Masker Medis di DKI Jakarta, Sabtu (14/11/2020) kemarin.
Baca Juga: Virus Corona Ditemukan Pada Daging Beku Impor, China Imbau Konsumen Berhati-hati
Hal ini pun diapresiasi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurutnya kontribusi lewat pembagian lima juta masker medis ke masyarakat DKI Jakarta dan puluhan kota lainnya di Indonesia sangat membantu kampanye 3M dari pemerintah.
Selain itu, kesadaran masyarakat akan bahaya virus corona (Covid-19) juga akan meningkat.
“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kontribusi GP Ansor dan Aice Group dalam Gerakan Pembagian Lima Juta Masker ini. Distribusi kepada kelompok rentan tertular Covid-19 diharapkan memperkuat kampanye 3-M di masyarakat luas,” ungkap Gubernur Anies Baswedan saat mengikuti Peluncuran Kampanye Lima Juta Masker Medis di Kantor Pengurus Pusat GP Ansor, Jakarta.
Diketahui penggunaan masker salah satu cara yang paling efektif dalam mencegah penularan virus corona.
Baca Juga: Ibu Menyusui Mengonsumsi Gula Berlebih Berisiko Membuat Anaknya Diabetes
Menurut sfcdcp.org, penggunaan masker berguna untuk mencegah penularan penyakit, mencegah iritasi, mencegah kambuhnya alergi akibat udara, juga melindungi diri dari paparan polusi udara.
Masker juga membantu membatasi penyebaran kuman, bakteri ataupun virus termasuk Covid-19 yang penularannya kini sulit diprediksi.
Sementara itu, DKI sendiri menjadi momen ketiga gerakan ini setelah distribusi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (22/10/2020) dan seremoni Pembukaan Kampanye 20 Kota di Kantor Staf Presiden (14/10/2020) di Jakarta.
Baca Juga: Waspada, Obat Anti Nyamuk Ada yang Bisa Sebabkan Penggunanya Terkena Kanker Darah
Gerakan Pentahelix yang mengombinasikan kebijakan pemerintah dengan keterlibatan lima kelompok pemangku kepentingan utama di masyarakat ini menyasar berbagai kelompok masyarakat bawah yang berkategori rentan penularan Covid-19.
Mereka antara lain, petugas penggali kubur atau pemakaman khusus Covid-19, petugas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, pedagang pasar dan warung, hingga kalangan pelajar di pesantren, dan sekolah umum.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Perihal Bagi-bagi 20.000 Masker di Acara FPI, Mendukung?
Wilayah yang menjadi sasaran kampanye 5 juta masker ini antara lain DKI Jakarta dan sekitarnya, Bogor, Cirebon, Bandung, Rembang, Semarang, Pekalongan, Surabaya, Yogyakarta, dan Ambon yang masuk dalam aktivitas kampanye di tahun ini.
Kemudian, pada 2021 akan dilanjutkan dengan Palembang, Medan, Batam, Malang, Kudus, Denpasar, Manado, Banjarmasin, Madiun, dan Makassar.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas sendiri meyakini bahwa pilihan 20 kota yang disambangi sangatlah tepat.
Baca Juga: Tips Akhir Tahun 2020 Jika Sampai Vaksin Covid-19 Tak Kunjung Hadir
Pertimbangan kepadatan penduduk, aktivitas ekonomi dan perdagangan informal yang tinggi, kegiatan pendidikan, hingga fokus pada petugas yang menjadi garda terdepan pengurusan sampah dan penggali kubur menjadi langkah riil dalam mengurangi perburukan pandemi di tingkat masyarakat atau akar rumput.
“Peningkatan yang gradual dari angka penularan covid di masyarakat sudah menjadi concern berbagai kalangan, terutama di masyarakat menengah ke bawah," ujarnya.
Baca Juga: Wajah Bengkak, Mudah Lelah dan Lingkar Pinggang Lebar, Ciri Kelebihan Gula Garam Lemak
"Pengabaian atas penguatan masker dan edukasi soal menjaga jarak dan kebersihan di masyarakat yang rental terdampak dapat membawa malapetaka bagi bangsa kita,” ujar Gus Yaqut.
Dia menilai, kampanye yang dilakukan dalam melawan virus jahat ini harus berawal dari kolaborasi pentahelix yang solid dan disertai dengan kegiatan edukasi yang oleh para aktivis dan tokoh masyarakat di berbagai daerah secara persisten.
Baca Juga: Latihan Leher Sederhana Di Tempat Kerja Untuk Mengurangi Sakit Leher
Menurutnya, aspek psikologis dan aktivitas yang riil mendekati masyarakat dalam aktivitas pencegahan, sama pentingnya dengan elemen kurasi medis yang dijalankan pemerintah dalam menangani pandemi ini.
“Orang Indonesia itu tidak bisa hanya diberikan aturan dan sanksi saja. Pendekatan kultural yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari masyarakat bawah menjadi kunci. Pola guyub dan aktivitas sosial dan ekonomi menjadi peluang, sekaligus tantangan dalam mencegah virus ini menjadi lebih masif menulari masyarakat,” jelas Gus Yaqut.(*)
Baca Juga: Siap-siap Gelombang Kedua Covid-19, Satgas Minta Masyarakat Waspada Orang Tanpa Gejala
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | tribunnews,sfcdcp.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar