GridHEALTH.id - Mengalami gatal pada kemaluan?
Walau hal yang biasa dialami oleh banyak perempuan, tapi jangan gegabah menyikapinya.
Sebab pada kelamin perempuan bukan sembarang gatal, dan tidak bisa diselesaikan seperti saat tangan terasa gatal.
Ketahuilah, penyebab vagina gatal bisa karena berbagai hal; iritasi, infeksi, atau menopause.
Baca Juga: Memilih Kontrasepsi yang Tepat di Saat Masih Pandemi Virus Corona
Selain itu, penyakit kulit, penyakit menular seksual, hingga tanda-tanda kanker juga bisa menjadi faktor penyebabnya.
Meski sebagian besar gatal pada area kemaluan tidak perlu dikhawatirkan, namun kita tetap perlu berkonsultasi ke dokter atau ginekolog apabila rasa gatal semakin menjadi.
Sebab dikhawatirkan gatal yang timbul adalah gejala kondisi yang lebih serius dari hanya sekedar iritasi.
Gatal organ intim perempuan karena iritasi, bijadi dikarenakan paparan bahan kimia tertentu.
Baca Juga: Kebanyakan Gula Bisa Sebabkan Anak Jadi Hiperaktif? Ini Penjelasannya
Iritasi ini dapat memicu reaksi alergi penyebab ruam gatal.
Beberapa alergen yang rentan memicu gatal pada area kewanitaan, di antaranya sabun mandi, pembalut, pembersih kewanitaan, kondom, pelumas, detergen, pelembut kain, celana dalam, sampai tisu toilet.
Baca Juga: 6 Racikan Bahan Alami Ini Bisa Mengencangkan Payudara Kendur Setelah Melahirkan
Karenanya, untuk mengatasinya, coba jauhi pencetusnya tersebut.
Jangan gunakan sembarang obat. Penggunaan obat dalam, baiknya harus sepengetahuan dan petunjuk dokter.
Gatal pada organ intim perempuan pun bisa karena eksim dan psoriasis.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Bertambah Hampir 5 Ribu dalam Sehari, Epidemiolog: 'Indonesia Belum Aman'
Penyakit kulit eksim dan psoriasis dapat menyebabkan gatal dan kemerahan di area kemaluan.
Eksim adalah ruam karena alergi yang bisa menimbulkan gatal dengan tekstur bersisik dan dapat menyebar ke sekitar area vagina.
Baca Juga: Seperti Ini Cara Kerja Vaksin Covid-19 yang Menjadi Senjata Andalan Hadapi Corona
Sedangkan psoriasis adalah masalah kulit yang memicu kulit kemerahan, bersisik, dan gatal.
Eksim dan psoriasis kerap menyerang orang yang memiliki riwayat alergi atau penyakit autoimun.
Solusi untuk menghilangkan gatal di vagina karena eksim atau psoriasis bisa dengan menggunakan obat atau salep oles dari dokter.
Gatal pada organ intim perempuan bisa juga karena infeksi;
* Infeksi Jamur
Jamur alami yang hidup di miss v umumnya tidak bermasalah, tapi pertumbuhan jamur yang tidak terkendali justru bisa memicu infeksi.
Infeksi ini cukup umum dialami wanita, lho.
Baca Juga: Penasihat Ilmiah Pemerintah Inggris Nyatakan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Bekerja Baik
Infeksi jamur dapat terjadi setelah konsumsi obat antibiotik, yang dapat menghancurkan bakteri baik pengendali pertumbuhan jamur.
Pertumbuhan jamur berlebih di miss v dapat menyebabkan gejala tidak nyaman seperti gatal, timbul rasa panas, dan keluarnya cairan dari vagina.
Untuk solusi menghilangkannya, coba gunakan obat antijamur, tapi pastikan lebih dulu penyebabnya karena jamur.
Baca Juga: Digadang-gadang Bakal Naik Lagi, Iuran BPJS Kesehatan Tak Akan Naik Tahun 2021
* Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri juga bisa menjadi biang miss v gatal-gatal.
Infeksi ini disebabkan pertumbuhan bakteri berlebih dan ketidakseimbangan asam di miss v.
Infeksi bakteri di miss v terkadang enggak menimbulkan gejala selain gatal, bisa juga berupa keluarnya cairan yang berbau enggak sedap dari kemaluan.
Untuk mengatasinya, coba gunakan obat gatal miss v yang bisa menjaga keseimbangan kadar keasaman miss v.
Apabila gatal enggak kunjung sembuh, segera konsultasikan ke dokter.
Penyebab lainnya rasa gatal bisa muncul di area kewanitaan, bisa juga dikarenakan:
Baca Juga: Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Negaranya Lebih Efektif, Valdimir Putin Justru Tidak Akan Ikut Disuntik
1. Penyakit Menular Seksual
Sejumlah penyakit menular seksual seperti klamidia, kutil kelamin, gonorea, trikomoniasis dapat jadi penyebab miss v gatal-gatal.
Selain gatal, umumnya penyakit menular seksual juga disertai gejala keputihan dan rasa sakit saat buang air kecil.
Untuk mengatasinya, dokter biasanya meresepkan obat antibiotik untuk meredakan penyakit menular seksual.
2. Menopause
Sesaat sebelum menopause, wanita lebih berisiko mengalami gatal-gatal di miss v.
Hal ini disebabkan penurunan kadar estrogen selama menopause.
Kondisi ini menyebabkan area sekitar miss v jadi kering dan timbul gatal. Untuk menghilangkan gatal di area kemaluan karena perubahan hormon estrogen, dokter umumnya meresepkan obat minum atau krim estrogen.
Baca Juga: Agar Lansia Sehat di Masa Pandemi dan Terhindar dari Covid-19, Ini Tips dari WHO
3. Infeksi Saluran Kencing
Infeksi bakteri yang menyerang saluran kencing ini dapat menyebabkan gatal di kemaluan.
Selain gatal di miss v, gejala infeksi saluran kencing lain yakni nyeri panggul, dorongan kencing yang terasa sering, timbul rasa panas di miss v saat kencing, hingga urin keruh dan berbau.
Untuk mengatasi miss v gatal karena infeksi saluran kencing, dokter umumnya akan memberikan antibiotik pada penderita.
4. Kanker Vulva
Dalam kasus yang jarang terjadi, gatal pada area miss v juga bisa jadi tanda kanker vulva atau bagian luar alat kelamin wanita.
Baca Juga: Wanita Wajib Tahu, Siklus Haid Teratur Perbesar Peluang Kehamilan
Gejala kanker vulva di antaranya gatal di miss v, pendarahan abnormal, atau rasa sakit di daerah vulva.
Kanker vulva dapat dikendalikan apabila dokter penyakit didiagnosis dalam tahap awal penyakit.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Artikel ini sudah tayang di cewekbanget.grid.id dengan judul "Vagina Terasa Gatal-gatal? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar