GridHEALTH.id - Tahukah, saat kita mengonsumsi makanan atau minuman manis yang mengandung gula, indra pengecap akan langsung mengirim “pesan” ke otak, yang akan memicu suatu bagian otak tertentu untuk melepaskan dopamin.
Gula kemudian akan masuk ke dalam lambung dan melalui bantuan enzim-enzim pencernaan, maka gula ini akan dimetabolisme menjadi 2 molekul yaitu glukosa dan fruktosa.
Di bawah ini terdapat beberapa hal yang akan terjadi di dalam tubuh kita setelah gula dimetabolisme menjadi glukosa dan fruktosa.
1. Glukosa
Glukosa akan meresap masuk ke dalam aliran darah melalui dinding usus halus, kemudian memicu pankreas untuk mengeluarkan insulin, suatu hormon yang berfungsi untuk “mengambil” glukosa dari dalam aliran darah dan mengantarkannya ke dalam berbagai sel di dalam tubuh untuk digunakan sebagai energi.
Akan tetapi, karena berbagai makanan manis saat ini mengandung terlalu banyak glukosa, maka kadar glukosa di dalam darah juga akan menjadi terlalu banyak, yang membuat kita memperoleh energi cepat dalam waktu singkat.
Keadaan ini akan memicu otak untuk mengeluarkan serotonin, suatu hormon yang sebetulnya berfungsi untuk mengatur waktu tidur.
Baca Juga: Kebanyakan Gula Bisa Sebabkan Anak Jadi Hiperaktif? Ini Penjelasannya
Baca Juga: Ragam Manfaat Pil KB: Pemberdayaan Perempuan Hingga Cegah Kanker
Selain itu, insulin juga menghambat produksi leptin, hormon “lapar” yang berfungsi untuk memberitahu otak bahwa tubuh telah kenyang.
Jadi, semakin tinggi kadar insulin di dalam tubuh, maka kita pun akan merasa semakin lapar, bahkan setelah makan banyak sekalipun.
Dengan demikian, di saat kita berada dalam mode “lapar” maka otak akan “memerintahkan” tubuh untuk mulai menyimpan glukosa sebagai lemak perut.
Peningkatan kadar insulin juga akan terjadi dalam otak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penyakit seperti Alzheimer.
Di tengah “kekacauan” ini, maka otak a pun akan memproduksi lebih sedikit dopamin, yang membuat kita merasa ingin makan sesuatu dan seperti mengalami “kecanduan”.
Jika terus makan dalam jumlah berlebihan, maka pankreas akan memompa lebih banyak insulin sehingga sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin tersebut, yang membuat glukosa “menumpuk” di dalam aliran darah.
Pada akhirnya kondisi ini akan menyebabkan terjadinya prediabetes, yang bisa berujung akhirnya akan berubah menjadi diabetes.
Baca Juga: Studi : Reinfeksi Covid-19 Jarang dan Tidak Mungkin Terjadi Dalam Waktu 6 Bulan
Baca Juga: Obat Batuk Dapat Membantu Melawan Diabetes Tipe 2? Ini Faktanya
2. Fruktosa
Seperti halnya glukosa, fruktosa juga akan meresap masuk ke dalam usus halus, ke dalam aliran darah, yang kemudian akan langsung menuju ke hati.
Hati kemudian akan memetabolisme fruktosa dan mengubahnya menjadi sesuatu hal yang dapat digunakan oleh tubuh.
Akan tetapi, karena hati tidak dapat memetabolisme semua fruktosa yang masuk ke dalamnya, terutama bila sering mengkonsumsi makanan manis, maka lama kelamaan kadar fruktosa ini akan membentuk suatu kumpulan lemak di dalam hati (lipogenesis), yang merupakan suatu faktor risiko dari terjadinya perlemakkan hati.
Kadar fruktosa yang berlebihan ini juga dapat menurunkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol “baik” dan memicu produksi trigliserida, sejenis lemak yang dapat berpindah dari hati ke dalam pembuluh darah arteri, sehingga meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung atau stroke.
Selain itu, kadar fruktosa yang tinggi di dalam hati juga membuat hati “meminta” lebih banyak insulin untuk membantu hati memetabolisme kelebihan fruktosa ini.
Baca Juga: Sakit Maag Atau Gejala Kanker Lambung? Ini Cara Membedakannya
Baca Juga: Jangan Membersihkan Kacamata dengan Ujung Baju, Ini Akibatnya
Akan tetapi, karena banyak “permintaan” insulin oleh tubuh, maka pankreas pun harus bekerja lebih keras dan memicu terjadinya berbagai proses peradangan di dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan diabetes. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | woman health magazine,dokter.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar