"Pesan yang ingin saya ambil adalah, jika dampak pandemi jauh lebih ringan dan kita masih melihat efek besar bunuh diri, ini bisa terjadi di mana saja," kata Ueda.
Para ahli menyatakan bagi mereka yang berhasil mempertahankan pekerjaan mereka, teleworking dalam waktu lama telah berdampak besar pada kesehatan mental.
Baca Juga: Peringatan Pakar Epidemiologi Unair, 3 Momen Ini Bisa Picu Covid-19 di Indonesia Meledak
"Sementara beberapa orang senang bekerja dari rumah, ada sejumlah kerugian," menurut Uchida, psikiater Tokyo.
Tidak berada di kantor artinya tidak memiliki seseorang di dekat Anda.
Bekerja dari jarak jauh juga membuat lebih sulit untuk mendapatkan bimbingan dari supervisor, tambahnya.
Baca Juga: Ramai-ramai 'Dimusuhi', Benarkah Gula Tak Memiliki Gizi di Dalamnya?
"Baik atau buruk, umpan balik atas pekerjaan Anda bisa menjadi sumber harga diri."
Menurut Profesor Ueda, serentetan bunuh diri selebritas tahun ini pun, telah memperburuk lonjakan kematian yang diakibatkan oleh diri sendiri di kalangan perempuan.
Baca Juga: 437 Warga Dites Swab Usai Lakukan Kontak Dengan Anies dan Ariza, Hasilnya 24 Positif Covid-19
Penelitiannya menunjukkan, pada hari bunuh diri selebriti menjadi berita, kematian yang dilakukan sendiri melonjak sebanyak 6% di Jepang.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Bunuh Diri Melonjak Selama Covid-19, Jepang Peringatkan Dunia"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar