GridHEALTH.id - Pendiri layanan konseling online di Jepang, Koki Ozora mengatakan, "Pada Juli, kami mulai mendapat banyak pesan dari orang-orang yang mengatakan mereka ingin bunuh diri," katanya kepada CBS News.
Koki Ozora sendiri adalah mahasiswa jurusan Sosiologi di Universitas Keio elit Tokyo.
Baca Juga: Mulai Sekarang Hentikan Kebiasaan Bermain Ponsel Saat BAB, Awas Risikonya Terkena Ambeien!
Dirinya Mempunyai layanan pesan teksnya sejak Maret lalu. Ozora merekrut jaringan relawan Jepang yang tinggal di luar negeri, yang dapat menanggapi pesan sepanjang malam waktu Jepang.
Hingga 3 November, layanannya telah mengirimkan lebih dari 300.000 pesan dari hampir 26.000 kliennya di Jepang.
Menurut Psikiater Chiyoko Uchida, dirinya melihat banyak wanita di Jepang yang tertekan karena pandemi virus corona.
Baca Juga: Minum Air Rebusan Seledri Untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Begini Cara Membuatnya
"Kehidupan pasien saya telah terbalik," katanya kepada CBS News.
Kasus bunuh diri dilaporkan merenggut lebih banyak nyawa di Jepang daripada kasus pandemi Covid-19.
Sebelum pandemi, kasus bunuh diri terus terjadi pada pria Jepang. Mereka cenderung tidak mencari bantuan.
Sebelum pandemi Covid-19, pria menyumbang sekitar dua pertiga dari 2.158 kematian yang disebabkan kasus bunuh diri.
Baca Juga: Ibu Hamil Positif Covid-19 Masih Bisa Melahirkan Normal, Ini Catatan Dokter Kandungan
Data itu tercatat pada Oktober menurut statistik Kementerian Kesehatan yang dirilis minggu lalu.
Kasus bunuh diri pria meningkat lebih dari 20 persen pada bulan lalu, dibandingkan bulan yang sama di 2019.
Namun tingkat kasus bunuh diri wanita melonjak lebih dari 80 persen saat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Sudah Cek Denyut Jantung Hari Ini? Berikut Manfaat dan Caranya yang Paling Simpel
Melonjak ke level mengerikan pada Agustus bulan lalu.
Kondisi ini banyak terjadi pada perempuan muda, terlalu banyak bekerja paruh waktu dan non-reguler.
Mereka telah dirugikan secara tidak proporsional oleh pemutusan hubungan kerja dan penutupan perusahaan akibat pandemi di Jepang.
Baca Juga: Masih Banyak Mitos Beredar Seputar Pil KB, Bagaimana Faktanya?
Hal ini tercermin di hasil survei yang dilakukan oleh Profesor Michiko Ueda dari Universitas Waseda Tokyo.
Hasil survei tersebut mendapatkan data, perempuan di bawah 40 tahun melaporkan kehilangan pekerjaan.
Pendapatan mereka turun signifikan, dibanding 18 persen dari rekan pria mereka.
Mengenai hal ini, Ozora, pendiri Anata no Ibasho yang menawarkan konseling gratis melalui pesan teks, juga mengatakan hal senada.
Menurutnya, "Alasan terbesar adalah perempuan kehilangan pekerjaan dan tidak tahu bagaimana menghidupi diri mereka sendiri dan keluarga mereka," katanya kepada CBS News.
"Pesan yang ingin saya ambil adalah, jika dampak pandemi jauh lebih ringan dan kita masih melihat efek besar bunuh diri, ini bisa terjadi di mana saja," kata Ueda.
Para ahli menyatakan bagi mereka yang berhasil mempertahankan pekerjaan mereka, teleworking dalam waktu lama telah berdampak besar pada kesehatan mental.
Baca Juga: Peringatan Pakar Epidemiologi Unair, 3 Momen Ini Bisa Picu Covid-19 di Indonesia Meledak
"Sementara beberapa orang senang bekerja dari rumah, ada sejumlah kerugian," menurut Uchida, psikiater Tokyo.
Tidak berada di kantor artinya tidak memiliki seseorang di dekat Anda.
Bekerja dari jarak jauh juga membuat lebih sulit untuk mendapatkan bimbingan dari supervisor, tambahnya.
Baca Juga: Ramai-ramai 'Dimusuhi', Benarkah Gula Tak Memiliki Gizi di Dalamnya?
"Baik atau buruk, umpan balik atas pekerjaan Anda bisa menjadi sumber harga diri."
Menurut Profesor Ueda, serentetan bunuh diri selebritas tahun ini pun, telah memperburuk lonjakan kematian yang diakibatkan oleh diri sendiri di kalangan perempuan.
Baca Juga: 437 Warga Dites Swab Usai Lakukan Kontak Dengan Anies dan Ariza, Hasilnya 24 Positif Covid-19
Penelitiannya menunjukkan, pada hari bunuh diri selebriti menjadi berita, kematian yang dilakukan sendiri melonjak sebanyak 6% di Jepang.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Bunuh Diri Melonjak Selama Covid-19, Jepang Peringatkan Dunia"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar