"Sedang dicari siapa yang membuat info itu. Bukan kami," kata Wiku, Jumat (11/12/2020), dikutip dari Antara News.
Baca Juga: Pemerintah Didesak Lakukan Rem Darurat Nasional, Satgas: 'Kebijakan Harus Memperhatikan Aspek Lain'
Terlepas dari itu, Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), dr Rubiana Nurhayati, Sp.S. mengatakan bahwa delirium disebabkan karena hypoxia atau kekurangan oksigen di otak.
Kondisi ini sering terjadi pada pasien Covid-19, di mana saturasi oksigen menurun.
Adapun gejala delirium itu sendiri umumnya, seperti tidak berpikir atau berbicara dengan jelas, kurang tidur dan merasa mengantuk, berkurangnya memori jangka pendek, bahkan kehilangan kendali otot (misalnya, inkontinensia). (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Mayo Clinic,Kompas TV |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar