Analgesik yang biasa ditemukan dalam obat flu yang dijual bebas adalah acetaminophen, ibuprofen, and acetylsalicylic acid (ASA).
Keamanan acetaminophen dalam kehamilan catatannya pada kehamilan selama ini cukup baik.
Proyek Perinatal Kolaboratif memantau 50.282 pasangan ibu-anak, 226 di antaranya mengonsumsi asetaminofen pada trimester pertama, dan 781 di antaranya terpapar kapan saja selama kehamilan.
Baca Juga: Obat Batuk untuk Ibu Hamil yang Direkomendasikan oleh Dokter Obstetrics & Gynecology
Dalam studi pengawasan yang melibatkan 229.101 kehamilan lengkap, 9146 bayi baru lahir telah terpapar asetaminofen pada trimester pertama.
Selain itu, sebagai bagian dari penelitian yang lebih besar, 697 wanita yang telah menggunakan asetaminofen dengan atau tanpa kodein pada trimester pertama dinilai setelah persalinan.
Hasilnya tidak ada peningkatan risiko malformasi mayor di antara keturunan mereka.5
Ibuprofen dan ASA keduanya adalah obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs).
Dalam studi surveilans yang sama seperti di atas, 3.178 bayi baru lahir terpapar ibuprofen pada trimester pertama dan tidak ada hubungan dengan peningkatan risiko cacat lahir.
Sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh Program Motherisk tidak menemukan bukti peningkatan risiko malformasi besar yang terkait dengan penggunaan ASA selama trimester pertama.
Baca Juga: Rentan Terpapar Penyakit, Berapa Kali Kunjungan Neonatal Dilakukan selama Pandemi Covid-19?
Pada 2001, sebuah penelitian terhadap 1462 wanita yang telah menerima resep NSAID 30 hari sebelum konsepsi atau selama kehamilan, tidak menemukan hubungan antara NSAID dan cacat lahir bawaan, persalinan prematur, atau retardasi pertumbuhan intrauterin.
Namun, mereka menemukan peningkatan risiko aborsi spontan alias spontaneous abortion (SAB) secara statistik bila dibandingkan dengan kelompok yang tidak terpapar.
Jadi penting untuk dicatat bahwa meskipun hubungan dengan SAB ditemukan, baik kelompok NSAID dan kelompok pembanding dalam penelitian ini memiliki tingkat SAB yang jauh lebih rendah daripada yang diharapkan pada populasi umum.7
Penggunaan asam asetilsalisilat telah dikaitkan dengan komplikasi persalinan dan efek samping pada bayi baru lahir; Oleh karena itu, penggunaan dalam dosis analgesik tidak dianjurkan pada kehamilan lanjut.
Dosis rendah ASA (40 hingga 150 mg) tidak dikaitkan dengan kekhawatiran pada setiap tahap kehamilan.
Namun, penggunaan NSAID, selain ASA dosis rendah, pada trimester ketiga dikaitkan dengan penutupan dini duktus arteriosus dan harus dihindari jika memungkinkan.12
Baca Juga: Beda Vaksin Subsidi dan Vaksin Berbayar di Indonesia, Bagaimana Distribusinya?
Source | : | US National Library of Medicine, National Institutes of Heal |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar