Melihat kisah tersebut, diketahui pengobatan dengan menyuntikkan plasma darah ini sudah memang sudah digadang-gadang beberapa waktu yang lalu.
Sebab antibodi dari plasma darah atau serum dari orang-orang yang telah sembuh dari infeksi virus corona SARS-CoV-2 bisa menambah imunitas dari pasien yang baru terinfeksi.
Seperti diketahui, antibodi ini mengandung serum darah yang bisa menetralisir SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan infeksi Covid-19.
Salah satu studi tahun 2020, yang terbit dalam Journal of the American Medical Association, menemukan bahwa transfusi plasma darah pasien yang telah sembuh terbukti dapat membantu dalam penyembuhan pasien sakit kritis dengan COVID-19.
Pada penelitian tersebut, tercatat bahwa terdapat 5 pasien rentang usia 36 tahun - 65 tahun, 2 wanita menerima ventilasi mekanik pada saat pengobatan, dan semua telah menerima antivirus dan methylprednisolone.
Setelah transfusi plasma, suhu tubuh menjadi normal dalam 3 hari pada 4 dari 5 pasien.
Adapun sindrom distres pernapasan akut (ARDS) sembuh pada 4 pasien, pada 12 hari setelah transfusi, dan 3 pasien disapih dari ventilasi mekanik dalam 2 minggu perawatan.
Dari 5 pasien, 3 telah dipulangkan dari rumah sakit dengan lama perawatan berkisar 53 hari, 51 hari, dan 55 hari. Sementara, 2 dalam kondisi stabil pada hari ke-37 setelah transfusi.
Tak heran kini plasma darah disebut menjadi kunci sukses kesembuhan.(*)
Baca Juga: Anak Sampai Kekurangan Zat Besi, 2 Hal Besar Ini Akan Terjadi dan Ancam Masa Depannya
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,Journal of the American Medical Association |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar