GridHEALTH.id - Varian baru virus corona yang tengah menyerang Inggris nyatanya membuat negara tersebut kini kembali menerapkan lockdown total.
Namun baru-baru ini, santer terdengar bahwa varian baru virus corona tersebut sudah masuk kenegara tetangga Singapura.
Diketahui, vairan baru virus corona di Inggris tersebut masuk melalui seorang pelajar perempuan asal Singapura berusia 17 tahun.
Pelajar yang tengah menempuh studi di Inggris tersebut rupanya pulang ke Singapura pada 6 Desember lalu, namun pada tanggal 8 Desember pelajar tersebut mengalami demam seakan gejala Covid-19.
Baca Juga: Waspadai Diare Diabetikum, Penyandang Diabetes Rawan Adanya Pertumbuhan Bakteri di Usus
Melihat adanya varian baru virus corona di Inggris yang masuk ke Singapura, bagaimana dengan Indonesia?
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, mutasi virus corona ini berpotensi masuk ke Indonesia baik melalui penularan dari luar maupun dalam negeri.
Untuk itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan selama masa libur panjang Hari Raya Natal dan tahun baru.
Hal ini ia katakan berkaitan dengan munculnya virus corona yang dikabarkan telah bermutasi menjadi varian baru.
Baca Juga: Antrean Rapid Test Antigen Membludak, Para Pengusaha Takut Adanya Klaster Baru Covid-19
"Sebaiknya kita duduk, karena mobilitas penduduk itu akan meningkatkan virus itu untuk menular," kata Wiku dalam kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (24/12/2020).
"Karena kalau kita melakukan perjalanan mobilitas itu memberi kesempatan pada virus itu untuk menular. Apalagi kalau virus varian baru ini maka potensi menularnya menjadi lebih tinggi," tuturnya.
Sementara, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, virus corona varian baru asal Inggris diketahui lebih cepat menyebar dibandingkan varian yang ada saat ini.
Meski demikian, hingga kini belum ada bukti apakah varian baru ini memiliki tingkat keparahan lebih tinggi dibandingkann virus yang ada saat ini.
"Jadi yang sudah terlihat Inggris penularannya terbukti lebih cepat, tetapi belum ada bukti bahwa varian ini menimbulkan tingkat keparahannya yang lebih, membuat penyakit menjadi lebih berat dan juga tidak terbukti menambah tingkat kematian ya," kata Bambang dalam talkshow di Graha BNPB, Kamis (24/12/2020).
Baca Juga: Studi : Manfaat Bangun Pagi Mengurangi Keinginan Makan Berlebih
"Jadi masih fokus pada kemudahan untuk menyebar ya," kata Bambang.
Terlepas dari itu, total tercatat 31 pasien kasus impor Covid-19 di Singapura dari Eropa dalam kurun waktu 17 November hingga 17 Desember.
Sejauh ini hanya pelajar perempuan tersebut yang dipastikan terpapar varian baru virus corona di Inggris (B117)/ (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar