Tes kesehatan ini dilakukan secara ketat oleh dokter penerbangan atau melalui Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) Kemenhub yang terdiri dari tes MEDEX atau Medical Exemination dan test MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory).
Bila sudah bergabung dengan maskapai, terdapat tes kesehatan rutin atau yang dilakukan secara acak untuk mengecek tingkat kesehatan para awak penerbangan.
”Medical check up bagi pilot setiap tahun sangat penting karena kesehatan prima tuntutan mutlak untuk pilot dan kopilot,” tambah Dudi.
Dudi menambahkan, selama ini perhatian kepada faktor kesehatan pada awak penerbangan justru lebih ketat dilakukan pada penerbangan non-komersial seperti pada penerbang-penerbang TNI Angkatan Udara.
“Sudah rahasia umum bahwa pada penerbangan komersial, realitasnya ada maskapai penerbangan yang tidak rutin melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para pilot dan kru kabinnnya. Atau lebih sering dilakukan secara acak. Jadi sering terlewati, padahal human error bisa menjadi penyebab kecelakaan pesawat.
Baca Juga: Mengetahui Masa Subur Lewat Siklus Haid, Begini Cara Melacaknya
Baca Juga: 5 Tanda Covid-19 Masuk ke Paru-paru, Di antaranya Batuk Tanpa Henti
Misalnya kecolongan, ada pilot yang terbukti mengonsumsi narkoba setelah mau take off, tiba-tiba kena serangan jantung saat menerbangkan, dan ada lagi peristiwa lain yang menyangkut kesehatan seperti pilot kelelahan akibat jam terbang terlalu padat, yang tentunya sangat disayangkan.
Padahal kita punya pusat kesehatan yang memadai, bahkan mumpuni untuk memeriksa seluruh pilot dan kabin kru, letaknya ada di Jakarta,” pungkas Dudi. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Wawancara |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar