GridHEALTH.id - Sunat sudah menjadi hal yang wajar dilakukan pria di Indonesia, khususnya mereka yang muslim.
Dilihat dari segi medis, sunat memang merupakan bentuk kebersihan diri untuk mencegah diri berbagai penyakit.
Namun selai memiliki keuntungan dari sisi kesehatan, sunat juga ternyata dapat berperan besar dalam hubungan bersama pasangan.
Baca Juga: Sambil Main Gadget, Rafathar Beranikan Diri Sunat di Umur 6 Tahun
Dimana sebuah penelitian mengungkap bahwa pria yang disunat dapat lebih memuaskan pasangannya saat berhubungan di ranjang.
Penelitian tersebut diketahui dilakukan di University of Chicago, Amerika Serikat.
Dimana para ahli melakukan survei kepada lebih dari 360 pria setelah enam bulan dan 24 bulan di sunat.
Hampir semua pria itu, 98% melaporkan gembira dengan sunat tersebut.
Baca Juga: Usia 75 Tahun Kakek di Purbalingga Ini Baru Disunat, Prosesnya Sampai 30 Menit
Sementara 95% mengatakan, pasangannya puas setelah si pria disunat.
Dua pertiga alias 67% menikmati seks lebih baik setelah disunat.
"Studi ini mengonfirmasi kepuasan jangka panjang pria berkat sunat medis yang dijalani suka rela," tulis peneliti dikutip dari DailyMail.co.uk.
"Sunat memperbaiki kenikmatan dan fungsi seksual bagi sebagian besar pria dan menurunkan secara bermakna cedera saat berhubungan intim," tambahnya.
Baca Juga: Waspada Flu Perut, Tidak Kalah Menakutkan dari Infeksi Covid-19
Peneliti pun menemukan, 94% pria sangat puas atau cukup puas dengan hubungan intim yang mereka lakukan.
Kendati punya manfaat memerbaiki fungsi seksual dan mengurangi cedera, sunat di AS justru menurun.
Studi dari 2014 menemukan, sunat pada bayi baru lahir turun dari 83% di 1960-an menjadi 77% di 2010.
Keseluruhan tingkat sunat di kalangan pria AS usia antara 14 hingga 59 tahun adalah 81%, menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC).
Baca Juga: Alih-alih Kebal Covid-19, Penerima Vaksin Sinovac Dipastikan Masih Bisa Terinfeksi Corona
American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan, sunat pada bayi laki-laki baru lahir memiliki manfaat medis potensial, utamanya mencegah penyakit infeksi saluran kencing.
Tim peneliti menemukan, masalah pada penis seperti iritasi dapat terjadi dengan atau tanpa sunat.
Dengan perawatan yang benar, tak ada perbedaan dalam menjaga kebersihan organ intim pria ini.
Kendati masih ada peningkatan risiko infeksi saluran kencing pada yang tak disunat, khususnya bayi di bawah satu tahun, risiko itu masih kurang dari satu persen.
Baca Juga: Tentukan Jenis Kelamin Janin dengan Melihat Bentuk Perut Ibu Hamil, Benarkah?
Sunat merupakan prosedur bedah terencana yang tertua di dunia.
Menurut ahli anatomi Australia Inggris Sir Grafton Elliot Smith sunat sudah dilakukan 15.000 tahun lalu.
Sunat adalah hal yang dilakukan dalam agama tertentu, khususnya Judaisme dan islam.
Sunat pun lazim dipraktikkan di kalangan masyarakat Afrika.
Baca Juga: Kombinasi Tekanan Darah Tinggi dengan Diabetes Penyebab Utama Stroke
Mereka menyunat saat laki-laki masih bayi, kendati ada juga budaya yang menyunat anak laki-laki sebagai tanda si anak sudah menjadi pria.
Sunat pun mengurangi penularan HIV/AIDS dari wanita ke laki-laki sampai 60% dan merupakan elemen kunci dari rencana PBB untuk mengakhiri epidemi global AIDS di 2030.
Prosedur sunat berlangsung selama kurang lebih 30 menit.
Itu artinya, orang yang disunat tak harus dirawat di rumah sakit.
Bius umum adalah pilihan untuk menjalani prosedur ini.
Dalam beberapa kasus bahkan diberikan bius lokal.
Sunat membutuhkan waktu pemulihan empat hingga enam minggu.
Di saat penyembuhan luka itu, pria tak boleh melakukan masturbasi atau hubungan intim.(*)
Baca Juga: Endometriosis Rektovaginal Bisa Bikin Nyeri Haid Semakin Parah
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar