GridHEALTH.id - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali kini kabarnya akan kembali diperpanjang.
Pemerintah berencana memperpanjang PPKM Jawa-Bali selama dua minggu ke depan terhitung setelah 25 Januari 2021.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Syafrizal dalam acara Sosialisasi Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/145/SJ.
"Hasil rapat kabinet terbatas kemarin sore akan diperpanjang untuk dua minggu ke depan setelah tanggal 25 Januari akan diperpanjang kembali dua minggu ke depan sampai dengan angka menunjukkan penurunan atau pelandaian," ujar Syafrizal, Rabu (20/1/2021), dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Rasakan 5 Manfaat Luar Biasa dari Jalan Tanpa Alas Kaki saat Hamil selama 30 Menit
Padahal sebelumnya, PPKM Jawa-Bali malah sama saja dengan PSBB transisi yang dianggap gagal dan tidak efektif menurunkan kasus Covid-19 di sejumlah daerah.
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman juga menilai penerapan PPKM tidak efektif untuk menekan kasus Covid-19 di Indonesia.
"Adanya PPKM juga tidak efektif, karena yang vitalnya 3T tidak optimal," ujarnya.
"Buktinya banyak sekali contoh antara himbauan dan realisasi dalam kebijakan tidak bersinergi. Misalnya jangan bepergian tetapi ada diskon perjalanan, ini adalah bukti yang sudah berkali terlihat, kita tidak ingin klaster tapi ada pilkada dan," tambah Dicky, Minggu (17/01/2020).
Dicky menjelaskan, estimasi terendah kasus harian di Indonesia sudah naik menjadi 50.000 per hari, dan sebelumnya 40.000 per hari.
Baca Juga: Kasus Kematian Covid-19 Pecah Rekor, Ketua IDI: Puncak Corona Bergeser ke Maret-April 2021
Dengan penemuan kasus paling tinggi di angka 14.000, masih ada gap kelemahan deteksi kasus.
Dicky memperingatkan hal ini bisa berbahaya karena akan menyebabkan lonjakan kasus kesakitan dan kematian.
"Gap (selisih) temuan kasus minimal 40 ribu yang bisa kita temukan, kita baru bisa menemukan seperempatnya, kalau dibiarkan adalah hal yang sangat serius karena penambahan dari kasus yang tidak terdeteksi akan berpola eksponensial dan meledak," katanya.
Terlepas dari itu, Dirjen Administrasi Wilayah Kemendagri itu pun menyebutkan bahwa penerapan PPKM Jawa-Bali belum dapat menurunkan positivity rate.
Baca Juga: Bio Farma Percepat Produksi Vaksin Covid-19 untuk Pasar Indonesia
"Jawa-Bali sudah ditetapkan untuk PPKM dan angka terakhir belum menunjukkan penurunan angka positive rate yang signifikan," kata Syafrizal.
Melihat hal tersebut, kemungkinan PPKM Jawa-Bali akan diperpanjang hingga 8 Februari 2021. (*)
Baca Juga: Dilanda Bencana Alam Bertubi-tubi, Satgas Beberkan Penanggulangan Bencana saat Pandemi Covid-19
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar