GridHEALTH.id - Kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia hampir menyentuh angka 1 juta.
Berdasarkan update terbaru covid19.go.id Kamis (21/1/2021), total kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 951.651 orang.
Jumlah tersebut didapatkan setelah ada penambahan sebanyak 11.703 kasus dalam 24 jam terakhir.
Dari jumlah tersebut juga diketahui 772.790 orang telah dinyatakan sembuh, 27.203 orang meninggal dunia, dan 151.658 orang kasus aktif yang masih harus menjalani perawatan.
Melihat kondisi tersebut, tentu hal ini harus menjadi kewaspadaan kita semua.
Penting bagi kita untuk lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Misalnya penggunaan masker, rupanya menurut Center for Disease Control and Prevention ada beberapa jenis masker yang tidak efektif melindungi kita dari Covid-19.
Jenis masker seperti apa saja yang dimaksud? Berikut diantaranya:
Baca Juga: Bakal Didenda Rp 250 Ribu, Anies Baswedan Wajibkan Warga DKI Pakai Masker Kain 2 Lapis
1. Masker dengan ukuran tidak pas
Masker yang digunakan harus pas menutupi area hidung dan mulut, dengan celah di sisi wajah yang tidak besar.
Dokter berlisensi dan penasihat kesehatan untuk Invigor Medical, Leann Poston, MD menjelaskan, masker yang tidak pas di wajah akan membuat penggunanya sering menyentuh wajah dan masker untuk membetulkannya.
Di situlah efektivitas masker menjadi berkurang.
"Menyentuh wajah juga bisa menyebabkan seseorang berisiko terinfeksi dan meningkatkan penyebaran kuman ketika menyentuh objek lain setelahnya," kata diaz seperti dilansir Best Life.
Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Masker Daun Kelor Bikin Wajah Jauh Lebih Muda
2. Masker satu lapis
CDC menyarankan untuk setidaknya menggunakan masker tiga lapis.
Menurut dokter pengobatan keluarga dari Sharp Rees-Stealy Medical Group di California, Abisola Olulade, MD, masker tiga lapis cenderung lebih mungkin menyaring partikel daripada hanya satu lapis.
Untuk masker tiga lapis, lapisan paling dalam terbuat dari bahan penyerap tetesan, lapisan filter tengah dan lapisan luar terbuat dari bahan tahan air.
Baca Juga: Kecilkan Pori-pori Wajah dengan yang Manis, Terbebas dari Kulit Berminyak
3. Masker dengan material yang bikin sulit bernapas
Plastik dan kulit adalah dua material yang membuat orang sulit bernapas, karena itu CDC tidak menyarankan penggunaan masker dengan material tersebut.
Ketika material masker membuat sulit bernapas, orang tersebut akan berusaha bernapas melalui celah masker dan membuat fungsi masker menjadi tidak optimal.
Ketika orang tersebut batuk atau bersin, tetesan (droplet) juga akan berada di sekitar masker atau menetes melalui bawah masker.
Selain itu, jika masker plastik atau kulit tersebut terlalu ketat untuk bernapas, itu akan menahan aliran udara dan membahayakan pemakainya.
Baca Juga: Pedoman Pemakaian Masker Terbaru dari WHO, Anak Dibawah 5 Tahun Tidak Boleh Memakainya
4. Masker rajutan renggang
Jika masker yang dipakai dapat menembuskan cahaya, maka CDC menyarankan untuk tidak memakainya.
Sama seperti masker yang tidak pas, masker yang terlalu renggang atau berbahan rajut masih memungkinkan droplet melewati celah-celahnya dan menginfeksi pengguna.
"Lebih buruk lagi, masker renggang ini akan memecah droplet pernapasan menjadi lebih kecil dan bisa bertahan di udara pada periode yang lebih lama," ungkap CEO perusahaan masker dan sistem udara jernih JustAir, Daniel Burnett, MD.
Baca Juga: Pakai Masker dalam Kondisi Seperti Ini Justru Membahayakan Nyawa
5. Scarf
Masker atau penutup kepala lainnya seperti balaclava digunakan untuk menghangatkan dan umumnya dibuat menggunakan material rajut longgar yang tidak cocok untuk mencegah penyebaran virus corona.
Jadi, menurut Poston, ini sama saja seperti kira mengenakan masker yang tidak pas karena tidak efektif menyaring droplet dan perlu sering dibetulkan.
Tapi, kamu masih tetap bisa mengenakannya di luar masker.
Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan, Tom Cruise Amuk Para Kru Film Mission Impossible hingga Terancam Dipecat
6. Masker dengan katup atau ventilasi
Meskipun masker dengan katup atau ventilasi pernapasan dapat mempermudah kita bernapas, namun masker tersebut tidak membantu mengehentikan penyebaran virus corona.
Ahli penyakit menular dari New York, Roopa Kalyanaraman Marcello, MPH, mengatakan, masker ini memungkinkan tetesan pernapasan keluar dari masker dan menginfeksi orang lain.(*)
Baca Juga: Pertanyaan Awam, 'Apakah Saya Tetap Pakai Masker Setelah Disuntik Vaksin Covid-19?'
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,covid19.go.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar