GridHEALTH.id - Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa masih ada sekitar dua juta kasus Covid-19 yang belum tercatat dalam data nasional penanganan pandemi.
Luhut mengatakan hal itu disebabkan oleh data pemerintah pusat dan daerah yang belum terintegrasi. Nanti jika sudah diperbaiki maka kasus Covid-19 akan meningkat dalam waktu dekat.
"Saya laporkan juga, ada hampir dua juta data atau mungkin lebih itu yang belum dientri. Dan itu akan berpengaruh pada positivity rate," kata Luhut saat pertemuan bersama para epidemiolog secara virtual, Kamis (4/2/2021) kemarin, dikutip dari Kompas.com.
Wakil Ketua KPC-PEN itu memerintahkan masalah ini untuk diselesaikan dalam waktu dua pekan atau pada pertengahan Februari dengan memperbaiki aplikasi Peduli Lindungi yang dibuat Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Pak Wamenkes, jadi Anda harus melihat bahwa data yang dientri di daerah dengan apa yang di pusat itu beda. Sekarang berharap lagi diproses, dua juta data kurang lebih ini kita harap bisa selesaikan dalam dua minggu ke depan. Dan saya harap positivity rate, saya kira berubah dari angka yang ada sekarang," ucapnya.
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman yang hadir dalam pertemuan virtual itu juga mengamini pernyataan Luhut bahwa masih banyak kasus Covid-19 di Indonesia yang belum terlaporkan.
Baca Juga: Angka Terinfeksi Covid-19 Tembus 1 Juta, Epidemiolog Minta Pemerintah Lockdown Pulau Jawa
Baca Juga: Tips dan Trik Berdandan Cepat, Dijamin Segera Cantik dan Glowing
"Prediksi saya sudah tiga juta kasus Covid-19 saat ini memang terbukti dengan pernyataan pak LBP ini," ucapnya dikutip dari suara.com, Jumat (05/02/2021).
Sebagai informasi, pandemi Covid-19 telah menginfeksi 1.134.854 orang di Indonesia sejak Maret 2020, 176.672 di antaranya masih dalam perawatan, 926.980 orang sembuh, dan 31.202 jiwa meninggal dunia.
Lihat postingan ini di Instagram
Sejak kasus pandemi merebak dan kemudian memuncak kasusnya, tak sedikit pakar meyakini kasus positif virus corona Covid-19 di Indonesia memiliki fenomena gunung es. Dalam artian, jumlah kasus yang terkonfirmasi lebih rendah daripada yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Jauh sebelumnya. Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. dr. Zubairi Djoerban Sp.PD mengatakan jumlah Covid-19 yang terlihat tampak sedikit, tapi kenyataannya masih tidak terungkap di bawahnya.
"Gunung es itu yang puncaknya sedikit di permukaan, gunung yang besar ada di bawah. Jadi total kasus sebenarnya adalah yang dibawah itu, yang terdiagnosis yang ditemukan baru sedikit, baru 300 sekian," jelasnya dikutip dari Kompas.com (20/03/2020)
Kasus akan semakin banyak terungkap seiring dengan gencarnya pencarian kasus. Ditambah pemerintah yang menambah laboratorium pengetesan sampel Covid-19, berikut juga dengan kualitas SDM dilatih.
Baca Juga: Tak Usah Malu-malu, Uang Memang Menjadi Sumber Kebahagiaan, Studi
Baca Juga: 6 Skrining Kesehatan Penting Untuk Menjaga Pria Agar Tetap Sehat
"Cara membongkar, lebih agresif tesnya, kalau kita menduga pasiennya ada 5.000 misalnya, kalau diperiksa baru 500 ya nggak akan ketemu. Yang 5.000 itu kan jadi harus lebih agresif untuk contract tracing, seleksi kalau pasien ada yang panas, radang paru," katanya.(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Kompas.com,suara.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar