Yang awalnya dikembangkan untuk melawan kanker ovarium, kini dapat bekerja pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Para ilmuwan juga merencanakan ujicoba pada ratusan pasien, dengan hasil yang akan dibandingkan dengan plasebo dan obat Covid-19 lain yang saat ini digunakan.
Diketahui jika ditilik dari sisi medis, suatu produk dapat dikatakan menjadi obat jika telah melewati beberapa tahapan uji coba.
Dimulai dari mengindentifikasi zat aktif yang terkandung, menemukan cara kerjanya, melakukan uji praklinis sampai uji klinis.
Menurut Mayo Clinic, untuk menilai efektivitas dan keamanan produk, perlu dilakukan uji praklinis, yaitu uji coba pada hewan dan uji klinis, yakni tahap akhir yang dilakukan kepada pasien manusia.
Serta waktu yang dibutuhkan pun tidak sebentar.
Maka tak heran jika para ilmuwan Israel mendorong penelitian lebih lanjut temuan obat Covid-19 tersebut.(*)
Baca Juga: Usai Dipolisikan Cyber Indonesia dan Dipanggil Anji Bersungguh Hati Akan Membayar Kesalahannya
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar