GridHEALTH.id - Menurut data GLOBOCAN 2020, estimasi kejadian kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus baru dan sebanyak 234.511 kematian akibat kanker.
Sementara itu, para ahli dari Lembaga Riset Kanker di Inggris menemukan bahwa kebanyakan kanker payudara dan kanker rektal dideteksi sepuluh tahun setelah tumbuh.
Sementara itu sebuah studi yang diterbitkan dalam Lancet Public Health dari American Cancer Society selama 20 tahun terakhir menunjukkan terjadi peningkatan tajam pada kejadian kanker pada mereka yang berusia 25 sampai dengan 49 tahun, khususnya yang mengalami obesitas.
Wakil Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Ibu Murniati Widodo AS, mengatakan, “Hanya 5 sampai 10% kanker yang diakibatkan oleh faktor genetika, sedangkan selebihnya disebabkan oleh lingkungan dan pola hidup.
Oleh sebab itu, merupakan suatu keharusan bagi generasi milenial untuk waspada terhadap kanker, dengan melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker, sebab pola hidup generasi milenial saat ini dapat menentukan kondisi kesehatan mereka 10 hingga 20 tahun mendatang," katanya dalam acara webinar bagi kalangan milenial untuk meningkatkan kepedulian dan pencegahan dini terhadap penyakit kanker.
Pada kesempatan yang sama, founder MS Glow Shandy Purnamasari menyampaikan, “MS Glow memahami bahwa tingginya kasus kanker baru dan kematian akibat kanker disebabkan salah satunya oleh keterlambatan penanganan karena kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat untuk mencegah dan mendeteksi kanker sejak dini.
Baca Juga: Diet Tinggi Lemak dan Rendah Serat Munculkan Risiko Kanker Prostat
Untuk itu, dalam rangka Hari Kanker Sedunia, kami memberikan kontribusi dengan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya mengetahui penyebab kanker dan pentingnya melakukan deteksi dini kanker.”
Untuk diketahui, tiga jenis kejadian kanker pada wanita di Indonesia yaitu kanker payudara, kanker serviks dan kanker kolorektal. Berikut pembahasannya;
1. Kanker payudara
Menurut GLOBOCAN 2020, di Indonesia terdapat 65.858 kasus baru kanker payudara, dengan jumlah kematian akibat kanker payudara sebanyak 22.430 kasus.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik, Dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, KHOM menjelaskan, “Kebanyakan pasien kanker datang pada stadium lanjut, padahal jika kanker dideteksi dini maka tingkat kesembuhannya akan semakin tinggi. Untuk itu, masyarakat, termasuk generasi milenial perlu mengetahui cara mendeteksi dini.
Misalnya, untuk deteksi dini kanker payudara, bisa melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) serta tes USG atau tes mammografi, dan kanker leher rahim dengan tes papsmear.
Lebih penting lagi adalah mencegah terjadinya kanker sejak usia muda dengan pola hidup sehat, tidak makan-makanan yang diolah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, dan berolah raga secara teratur.”
Baca Juga: Penyintas Wajib Tahu, Ini Lamanya Antibodi Covid-19 Bertahan di Tubuh
Baca Juga: Telinga Berdengung Akibat Penumpukan Kotoran, Begini Cara engatasinya
Dr. Nadia menambahkan, ciri-ciri yang perlu diwaspadai pada payudara adalah jika terdapat benjolan pada bagian dalam bagian dalam payudara (bisa menempel atau tidak), tidak bergerak, keluarnya cairan dari puting payudara, hingga terjadi hal yang tidak biasa pada kulit payudara, seperti ruam, kulit payudara tertarik dan bersisik, baik pada area sekitar payudara atau pada puting.
2. Kanker serviks
Data Globocan 2020 menunjukkan di Indonesia ditemukan 36.633 kasus baru kanker serviks dengan jumlah kematian sebanyak 21.003 kasus. Kanker serviks menempati peringkat kanker tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia.
Dr. Nadia mengatakan, “Kanker serviks diakibatkan oleh virus human papilloma virus (HPV), dimana perjalanannya memakan waktu 10 hingga 20 tahun sejak terkena virus melalui tahapan-tahapan.
Dalam kurun waktu tersebut, setiap perempuan perlu melakukan deteksi dini, jika kelainan ditemukan pada tahap lesi prakanker, pengobatan mudah dan efektif.
Dengan demikian tidak akan sampai terjadi kanker serviks, maka ancaman kematian yang disebabkan kanker serviks dapat dicegah. Upaya pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan IVA atau PAP Smear dan atau HPV test.”
Baca Juga: Temuan Studi Terbaru, Polusi Udara Dapat Menyebabkan Kerusakan Mata
Baca Juga: Apa Penyebab Nyeri Dada Saat Hamil? Ini Jawaban Ahli dan Solusinya
3. Kanker kolorektal
Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kejadian kanker kolorektal di Indonesia tahun 2020 mencapai 34.189 kasus.
Gaya hidup sangat mempengaruhi potensi terjadinya kanker. Mulai sekarang, tidak merokok, lakukan aktivitas fisik, berolah raga, terapkan pola makan yang sehat dengan mengurangi asupan karbohitrat, gula, maupun lemak, perbanyak sayur dan buah.
Skrining kanker kolorektal dapat menyelamatkan jiwa melalui deteksi dini prakanker dan kanker sehingga dapat disembuhkan. Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan feses darah samar.
Baca Juga: Merencanakan Kehamilan? 5 Hal Ini Jadi Pertanda Si Wanita Subur
Baca Juga: Ada Hubungan Antara Garam dengan Diabetes, Batasi Makanan Kalengan
Sebagai bagian dari kerjasama Yayasan Kanker Indonesia dengan MS Glow ini, terbuka pendaftaran bagi 100 pendaftar pertama untuk melakukan deteksi dini kanker payudara atau kanker serviks secara gratis melalui tes USG atau mammografi atau papsmear yang akan dilaksanakan pada bulan Maret 2021 di Klinik Yayasan Kanker Indonesia Lebak Bulus. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | webinar |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar