Berbicara pada konferensi pers yang sama, profesor Martin McKee dari European Observatory on Health Systems and Policies mengakui bahwa sebagian besar pengetahuan tentang kondisi tersebut adalah hasil dari penderita yang bingung tentang penyakitnya.
Lihat postingan ini di Instagram
"Kami berhutang budi kepada mereka yang menderita ... yang bersatu untuk meningkatkan kesadaran akan kondisi ini," kata McKee.
WHO Eropa meminta negara dan institusi Eropa untuk duduk bersama dengan agenda yang terintegrasi sekaligus mengoordinasikan alat pengumpulan data dan protokol studi mereka.
Direktur regional juga mengatakan dia akan mempertemukan 53 negara anggota WHO di kawasan Eropa, termasuk beberapa negara di Asia Tengah untuk menyusun strategi regional.
Pada awal Februari, WHO menyelenggarakan seminar virtual pertama yang membahas apa yang disebut "Long Covid-19", untuk mendefinisikannya dengan tepat, memberinya nama resmi, dan mengoordinasikan metode untuk mempelajarinya.
Pada hari Kamis (25/02/2021), WHO Eropa telah menerbitkan policy brief untuk negara anggota yang menyerukan, antara lain, pembuatan layanan yang sesuai untuk pemulihan penderita Covid-19, seperti rehabilitasi dan alat dukungan online.
Baca Juga: Pakai Masker Menghambat Pembicaraan? Ini Tips Agar Komunikasi Lancar
Baca Juga: Kehamilan Kedua, Beda Dengan yang Pertama? Ini Sejumlah Perbedaannya
Penjelasan tersebut juga menyerukan kepada pemerintah untuk menangani konsekuensi yang lebih luas dari kondisi pasca-Covid-19 seperti hak kerja, kebijakan pembayaran sakit dan akses ke tunjangan disabilitas. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Reuters,WHO |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar