Bambang mengatakan saat ini pengembangan vaksin harus dilakukan secara mandiri dari hulu sampai hilir.
"Hilirnya mungkin kita merasa sudah punya Bio Farma tapi hulunya kita masih belajar banyak mengenai R&D vaksin khususnya memahami berbagai macam platform yang ada dalam pengembangan vaksin dan yang kedua pralihan dari hulu ke hilir (dari lab ke manufacturing)," ujar Bambang.
Baca Juga: Diungkap Kadin, Ternyata Ini Beda Vaksin Gotong Royong dengan Vaksin Gratis Pemerintah
Proses tersebut harus dipelajari terlebih dahulu, tidak bisa semata-mata ketika mendapat bibit vaksin langsung dikirim ke pabrik lalu diproduksi.
"Ada learning proses yang harus dilalui, tetapi lebih baik kita bersusah-susah sekarang agar kedepannya bisa lebih mandiri," ujar Bambang.
Setelah bibit vaksin diserahkan ke Bio Farma (akhir maret), tahapan berikutnya yaitu manufacturing dan optimisasi purifikasi membersihkan bibit vaksin dari segala kemungkinan virus.
Baca Juga: Seorang Wartawan Matanya Bengkak Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Risiko Medis atau Kelalaian Medis?
Source | : | Tribunnews.com,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar