BPD pun ada hubungannya dengan otak. Studi menunjukkan bahwa orang dengan gangguan kepribadian ambang dapat mengalami perubahan struktural dan fungsional di otak, terutama di area yang mengontrol impuls dan regulasi emosional.
Tetapi tidak jelas apakah perubahan ini merupakan faktor risiko gangguan tersebut, atau disebabkan oleh gangguan tersebut.
Lingkungan, budaya, sosial pun mempunyai pengaruh terhadap seseorang menderita BPD.
Banyak orang dengan BPD melaporkan mengalami peristiwa kehidupan traumatis, seperti pelecehan, pengabaian, atau kesulitan selama masa kanak-kanak.
Mereka yang mengalami BPD seperti halnya Anya Geraldine, mempunyai ciri-ciri khusus atau gejala:
Baca Juga: Benarkah Rahim Membesar Selama Periode Menstruasi? Cek Faktanya
* Upaya untuk menghindari pengabaian nyata atau khayalan, seperti memulai hubungan intim (fisik atau emosional) dengan cepat atau memutuskan komunikasi dengan seseorang untuk mengantisipasi ditinggalkan.
* Pola hubungan yang intens dan tidak stabil dengan keluarga, teman, dan orang yang dicintai, sering kali berayun dari kedekatan dan cinta yang ekstrem (idealisasi) menjadi ketidaksukaan atau kemarahan yang ekstrem (devaluasi).
* Citra diri atau perasaan diri yang terdistorsi dan tidak stabil.
* Perilaku impulsif dan seringkali berbahaya, seperti berbelanja secara berlebihan, seks yang tidak aman, penyalahgunaan zat, mengemudi sembrono, dan makan berlebihan.
Harap diperhatikan: Jika perilaku ini terjadi terutama selama periode suasana hati atau energi yang meningkat, itu mungkin merupakan tanda gangguan suasana hati — bukan lagi BPD.
* Perilaku merugikan diri sendiri, seperti memotong.
Baca Juga: Selalu Baca Label Makanan yang Dikonsumsi Ternyata Bisa Cegah Obesitas, Ini Kata BPOM
Source | : | Nhs.uk,YouTube,nimh.nih.gov |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar