Pada ibu hamil yang mengkonsumsi obat-obatan anti epilepsy seperti asam valproat juga diduga meningkatkan resiko hipospadia.
Pada anak laki-laki yang lahir dengan program Intra-cystolasmic sperm Injection (ICSI) atau In Vitro Fertilization (IVF) memiliki insidensi yang tinggi pada hipospadia.
Intra uterine growth retardation, berat bayi lahir rendah, bayi kembar, turunan hipospadia juga merupakan faktor resiko hipospadia yang dapat dikendalikan semasa kehamilan.
Gejala Hipospadia yang Harus Orangtua Ketahui
Supaya tidak terjadi kasus seperti Aprilia Manganang yang puluhan tahun terjebak dalam pengkondisian gender yang salah, orangtua harus mengetahui memangenai gejala hipospadia.
Gejala Klinis Gejala yang timbul bervariasi sesuai dengan derajat kelainan.
Secara umum jarang ditemukan adanya gangguan fungsi, namun cenderung berkaitan dengan masalah kosmetik pada pemeriksaan fisik, ditemukan muara uretra pada bagian ventral penis.
Baca Juga: Perawatan Pasca Melahirkan: 6 Zat Gizi yang Wajib Dipenuhi Ibu Agar Bisa Menyusui Dengan Lancar
Biasanya kulit luar dibagian ventral lebih tipis atau bahkan tidak ada, dimana kulit luar di bagian dorsal menebal bahkan terkadang membentuk seperti sebuah tudung.
Selain itu pada kasus hipospadia sering ditemukan adanya chorda.
Chorda adalah adanya pem-bengkokan menuju arah ventral dari penis.
Hal ini disebabkan oleh karena adanya atrofi dari corpus spongiosum, fibrosis dari tunica albuginea dan fasia di atas tunica, pengencangan kulit ventral dan fasia Buck, perlengketan Antara kulit penis ke struktur disekitarnya, atau perlengketan antara urethral plate ke corpus cavernosa.
Keluhan yang mungkin ditimbulkan adalah adanya pancaran urin yang lemah ketika berkemih, nyeri ketika ereksi, dan gangguan dalam berhubungan seksual.
Hipospadia sangat sering ditemukan bersamaan dengan cryptorchismus dan hernia inguinalis sehingga pemeriksaan adanya testis tidak boleh terlewatkan.
Pemeriksaan Penunjang Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang disarankan untuk penegakkan pasti diagnosis hipospadia.
Baca Juga: 8 Tips Mendisiplinkan Anak Bagi Orangtua Dengan Cara Menyenangkan
USG Ginjal disarankan untuk mengetahui adanya anomali lainnya pada saluran kemih pad pasien hipospadia.
Karyotyping disarankan pada pasien dengan ambigu genitalia ataupun cryptochirdism.
Beberapa test seperti elektrolit, 17- hydroxyprogesterone, testosterone, luteinizing hormon,follicle-stimulating hormon, sex-hormon binding globulin, dan beberapa tes genetik dipertimbang-kan apabila memungkinkan.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana,Bagian Urologi Universitas Mataram,Berkala Ilmiah - Kedokteran Duta Wacana |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar