GridHEALTH.id - Siapa yang tidak kenal dengan artis cantik era 90-an ini.
Aktingnya yang jempolan, ditunjang wajah cantiknya dan body-nya yang aduhi, membuatnya menjadi idola remaja di masanya.
Banyak masyarakat yang menyukainya dan cinta padanya.
Tapi kini dirinya sudah hilang dari radar entertainment yang membesarkan namanya.
Setelah pernikahannya kandas karena, dirinya sempat diisukan dekat dengan tokoh politik dan menteri, pemeran Sarah sekaran lenyap ditelan bumi.
Siapa sangka, kini pemilik nama lengkap Cornelia Agatha yang saat ini usianya sudah menginjak 45 tahun, tidak banyak yang mengenalinya.
Kondisi fisiknya sudah jauh berubah dari masa jayanya di sinteron dan film, juga model.
Saat ini artis yang akrab disapa Lia ini tubunya sudah jauh lebih besar.
Baca Juga: Fakta Medis Mencampur Agar-agar Rumput Laut Pada Beras Putih Saat Memasak
Maklum kini dia sudah menjadi ibu dari dua anak yang mewarisi paras rupawannya di masa muda.
Tapi menurut Lia, dilansir dari SajianSedap.com (18 Maret 2021), perubahan bentuk fisiknya yang sekarang ini bukan karena apa-apa.
Bukan karena telah memiliki anak, bukan karena perceraiannya, juga bukan karena sudah tidak aktif lagi di dunia peran.
Menurutnya, bentuk tubuhnya yang seperti sekarang ini diakibatkan karena penyakit yang dideritanya, Rheumatoid Arthritis.
“Radang sendi, nih liat deh, jari gue bengkok-bengkok, bengkak kan,” ucapnya, Senin (13/8).
Wanita berdarah Belanda-Manado ini bahkan mengaku bahwa dirinya sudah mengidap radang sendi sejak 15 tahun yang lalu.
Baca Juga: Cara Mudah dan Sederhana Menurunkan Risiko Kanker Usus Besar
Penyakit yang juga disebut arthritis ini merupakan suatu kondisi dimana terjadi peradangan dalam satu atau beberapa sendiri.
Gejalanya bisa dilihat dari jari yang bengkak, kemerahan dan sesnsai hangat pada sendi yang dirasa oleh penderitanya.
Lia juga bercerita sejak melahirkan anak kembarnya, Ia semakin sering berobat.
Akibat obat radang sendi yang dikonsumsinya, berat badannya pun langsung naik.
Mantan istri Sony Lawlani ini pun berharap agar penyakitnya cepat disembuhkan.
Mengenai hal ini, satu hal yang harus kita ketahui, sejatinya kelebihan berat badan dapat memperburuk gejala rheumatoid arthritis (RA), membuat obat menjadi kurang efektif dan membuat penderitanya menghadapi masalah kesehatan lainnya, yang jauh lebih berat.
Semisal diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Baca Juga: Cara Mengetahui Masa Subur Sampai Ovulasi, Supaya Tok Cer Langsung Hamil
Memang faktanya, melansir Arthritis Foundation dalam artikel ilmuah dengan judul 'How Fat Affects Rheumatoid Arthritis', disebutkan sekitar dua pertiga orang dengan RA kelebihan berat badan atau obesitas - proporsi yang sama seperti pada populasi umum.
Namun bisa seorang penderita RA bertubuh gemuk, itu justru bisa menimbulkan masalah ekstra.
Kenapa? Karena lemak di tubuh tidak hanya memakan tempat.
Lemak tubuh adalah organ aktif yang melepaskan hormon yang disebut adipokin ke dalam tubuh.
Hal itu mempengaruhi metabolisme glukosa dalam sistem kekebalan.
Jadi jika penderita RA jaringan lemak tubuyhnya berlebih, bisa melepaskan sitokin tingkat tinggi - protein yang dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.
Baca Juga: Catat, 3 Kesalahan Pakai Disinfektan Ini Justru Buat Virus Corona Jadi Kebal
Ini adalah protein yang sama yang diproduksi oleh jaringan sendi di RA.
Sehingga selain menyebabkan masalah kesehatan lainnya, sitokin memperburuk peradangan sendi yang ada.
Peneliti di University of Pennsylvania menganalisis data dari lebih dari 23.000 pasien RA.
Mereka yang mengalami obesitas (didefinisikan memiliki indeks massa tubuh 30) menjadi cacat lebih cepat dibandingkan pasien lain - bahkan mereka yang dianggap kelebihan berat badan (BMI 25-29).
Nah, dari sini kita bisa tahu bahwasannya obesitas tidak hanya memperburuk artritis; itu juga menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
Sitokin terkait lemak yang menyerang sendi secara signifikan meningkatkan kemungkinan membuat penderita RA terkena diabetes tipe 2 dan penyakit jantung, juga stroke.
Baca Juga: Beberapa Jam Setelah Divaksin Covid-19 Lansia Jatuh Terduduk di Lantai, Wafat di Rumah Sakit
Asal tahu saja, orang dengan RA sudah memiliki risiko kematian kardiovaskular 50 persen lebih tinggi daripada populasi umum, kata Jon Giles, MD, seorang rheumatologist dan peneliti di Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons di New York City.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Arthritis Foundation |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar