GridHEALTH.id - Hasil investigasi asal-usul Covid-19 kembali diumumkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (30/3/2021).
Dalam laporannya, Bos WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus kembali menyinggung soal China yang tidak memberi akses data di Wuhan pada tim investigasinya.
"Dalam diskusi saya dengan tim, mereka mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi dalam mengakses data mentah," kata Tedros.
Baca Juga: Sudah Gelontorkan Uang US$ 1,75 Miliar, Bill Gates Percaya 2022 Pandemi Covid-19 Berakhir
"Saya berharap studi kolaboratif di masa mendatang mencakup ketepatan waktu dalam berbagi data yang lebih tepat dan komprehensif," menambahkan.
Secara khusus, Tedros mengatakan, timnya tidak memiliki akses penuh ke sampel biologis mulai September 2019.
Padahal, data ini dapat membantu mereka memahami kasus paling awal dari Covid-19.
Pakar WHO dan ketua penyelidik misi Peter Ben Embarek mengulangi masalah tersebut selama konferensi pers pada Selasa setelah hasil penelitian dipublikasikan bebas.
"Kami mendapat akses ke cukup banyak data di banyak area berbeda. Tetapi, tentu saja, ada area di mana kami mengalami kesulitan untuk mendapatkan data mentahnya," kata Embarek.
Ketua penyelidik dari tim internasional dalam misi ini juga menambahkan bahwa China memiliki undang-undang pembatasan, dan privasi yang membatasi pembagian data, dan data pribadi kepada pihak luar.
Baca Juga: Jangan Salah, Bipolar Mania dan Hipomania Berbeda dengan Depresi
Namun, menurutnya, tim ahli gabungan WHO memiliki "kolaborasi yang sangat kuat dan baik dengan rekan-rekan kami di China."
Secara umum, studi tersebut memerinci empat kemungkinan rute masuknya virus ke manusia. Pertama, karena penularan langsung dari sumber hewan.
Kedua, melalui penularan dari inang hewan perantara yang terinfeksi. Ketiga, menyebar melalui perdagangan produk beku; dan yang terakhir, akibat kecelakaan laboratorium.
Teori host perantara "kemungkinan besar" adalah jalurnya, menurut penelitian. Sedangkan teori laboratorium disimpulkan sebagai "jalur yang sangat tidak mungkin".
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Telah Diproduksi Jutaan, WHO Sesalkan Negara Miskin Tidak Kebagian
Namun, Tedros sendiri menyatakan tidak percaya studi tersebut cukup mengeksplorasi teori laboratorium.
Dia menambahkan bahwa semua hipotesis "tetap ada di atas meja."
"Meskipun tim telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang paling kecil kemungkinannya, hal ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut, berpotensi dengan misi tambahan yang melibatkan ahli spesialis, yang siap saya gunakan," katanya melansir US News & World Report.
Baca Juga: Tiba-Tiba WHO Puji Kepemimpinan Indonesia Soal Vaksin Covid-19, Ini Pesannya
Diakui Embarek, laporan tersebut tidak fokus pada teori lab.
"Karena ini (laboratorium) bukan kunci atau fokus utama dari studi, itu tidak menerima kedalaman perhatian dan pekerjaan yang sama seperti hipotesis lain. Tetapi, juga karena itu adalah sebuah penilaian, kami tidak melihat indikasi kuat bahwa itu (laboratorium) adalah sesuatu yang harus kita perhatikan," katanya.
"Dan oleh karena itu, itu digolongkan sebagai yang paling kecil kemungkinannya, bisa dikatakan, dari empat jalur yang mungkin. Bukan mengatakan bahwa itu tidak mungkin, tapi itu bukan salah satu (kemungkinan) yang akan kita dalami dan fokuskan pada awalnya."(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asal-usul Covid-19: WHO Mengaku Tim di Wuhan Kesulitan Dapat Akses Data dari China"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar