Susan Hopkins, penasihat medis senior PHE, pun mengatakan bahwa penelitian tersebut menunjukkan varian baru "tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan kematian.”
Untuk diketahui, mutasi virus corona varian baru pertama kali diidentifikasi di Inggris pada bulan September 2020.
Mutasi virus corona varian baru tersebut menyebabkan gelombang infeksi baru pada Desember 2020.
Karenanya banyak negara melarang warganya untuk melakukan perjalanan ke Inggris.
Baca Juga: Menu Buka Puasa Rasul, Ini Manfaat Kurma Medjool untuk Kesehatan
Penelitian PHE baru menyebutkan varian mutasi virus corona baru tersebut telah diidentifikasi di setidaknya 18 negara lain, termasuk Jerman, Swedia, Prancis, Kanada, dan Jepang.
Malah pada Selasa, AS mengonfirmasi kasus pertama varian tersebut, di Colorado.
Orang yang terinfeksi pria usia 20-an tahun, tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar AS baru-baru ini, kata kantor Gubernur Jared Polis.
Pasien langsung diisolasi pihak berwenang untuk menyelidiki penyebaran varian.
Baca Juga: Pasien TBC Boleh Disuntik Vaksin Covid-19 Tapi Harus Memenuhi Ketentuan Ini
Source | : | Financial Times,Businessinsider.com.au |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar