GridHEALTH.id - Isu hangat pandemi Covid-19 saat ini berbeda dengan pandemi di 2020.
Isu hangat yang saat ini banyak dibicarakan selain vaksin Covid-19 adalah mutasi virus corona baru.
Baca Juga: Manfaat Salat Tarawih Seperti yang Dianjurkan Rasulullah SAW, Ini Keuntungannya Untuk Kesehatan
Berita heboh yang membuat banyak masyarakat dunia khawatir mengenai mutasi virus corona adalah kasus yang menyebar di Eropa.
Banyak diberitakan mutasi virus corona baru tersebut lebih menular, dan dari Eropa sudah menyebar ke Amerika Serikat.
Tapi anehnya mutasi virus corona baru tersebut dikabarkan tidak menyebabkan penyakit COVID-19 yang lebih parah atau memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.
Peneliti dari Public Health England (PHE), sebuah badan kesehatan masyarakat pemerintah, membandingkan 1.769 orang yang terinfeksi dengan varian B.1.1.7, dibandingkan dengan 1.769 orang dengan virus “tipe liar” yang asli.
Para peneliti ternyata tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam tingkat rawat inap atau kematian.
Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh dengan Signifikan, Penting Dilakukan Saat Puasa
Susan Hopkins, penasihat medis senior PHE, pun mengatakan bahwa penelitian tersebut menunjukkan varian baru "tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan kematian.”
Untuk diketahui, mutasi virus corona varian baru pertama kali diidentifikasi di Inggris pada bulan September 2020.
Mutasi virus corona varian baru tersebut menyebabkan gelombang infeksi baru pada Desember 2020.
Karenanya banyak negara melarang warganya untuk melakukan perjalanan ke Inggris.
Baca Juga: Menu Buka Puasa Rasul, Ini Manfaat Kurma Medjool untuk Kesehatan
Penelitian PHE baru menyebutkan varian mutasi virus corona baru tersebut telah diidentifikasi di setidaknya 18 negara lain, termasuk Jerman, Swedia, Prancis, Kanada, dan Jepang.
Malah pada Selasa, AS mengonfirmasi kasus pertama varian tersebut, di Colorado.
Orang yang terinfeksi pria usia 20-an tahun, tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar AS baru-baru ini, kata kantor Gubernur Jared Polis.
Pasien langsung diisolasi pihak berwenang untuk menyelidiki penyebaran varian.
Baca Juga: Pasien TBC Boleh Disuntik Vaksin Covid-19 Tapi Harus Memenuhi Ketentuan Ini
Menurut Financial Times (30/12/2020), uji coba PHE ini adalah studi perbandingan pertama dari varian baru, yang berarti studi ini membandingkan dua kelompok subjek yang cocok untuk usia, jenis kelamin, lokasi, dan waktu pengujian.
Hasilnya, infeksi ulang tidak lebih mungkin terjadi pada kelompok varian, para peneliti mengatakan; Hanya dua orang yang telah terinfeksi ulang dalam 90 hari sejak infeksi pertama mereka, dibandingkan dengan tiga pada kelompok tipe liar.
Lima belas persen orang yang menghubungi pelacak yang diidentifikasi melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi oleh varian B.1.1.7 telah tertular, dibandingkan dengan 10 persen orang yang ditemukan telah melakukan kontak dengan varian lain.
Para peneliti mengatakan ini mendukung teori bahwa varian baru lebih menular.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Financial Times,Businessinsider.com.au |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar