GridHEALTH.id - Perawatan detoksifikasi telah dilakukan selama berabad-abad untuk membersihkan racun dari tubuh kita.
Bahkan Hippocrates telah menyarankan puasa untuk status kesehatan yang lebih baik, sedangkan agama telah menyarankan puasa untuk kondisi jiwa yang lebih baik.
Meski puasa lebih banyak dilakukan sebagai praktik keagamaan, contohnya yang dilakukan umat muslim di bulan Ramadan, namun saat ini semakin banyak orang yang berpuasa untuk kesehatan yang lebih baik. Ide terpenting di balik ini adalah manfaat puasa bagi kesehatan manusia.
Gula, yang secara ilmiah disebut glukosa, adalah sumber energi utama tubuh kita. Itu juga merupakan elemen utama yang dibutuhkan untuk fungsi otak kita.
Begitu kita kehabisan glukosa atau tidak ada asupan selama empat hingga delapan jam karena puasa, tubuh kita mulai menggunakan glukosa yang tersimpan di hati kita yang disebut glikogen.
Proses yang mengubah glikogen menjadi glukosa disebut glikogenolisis dan selama glikogenolisis kita juga menggunakan beberapa protein yang kami konsumsi dengan makanan.
Baca Juga: Pertanyaan Awam di Bulan Ramadan, Bisakah Orang Dengan Gangguan Mental Ikut Berpuasa?
Baca Juga: Kenali Fakta 9 Penyakit yang Dipicu Oleh Akibat Hubungan Seksual
Energi yang diperoleh dari proses ini cukup untuk tubuh kita hingga 12 jam. Bisa dikatakan, karbohidrat dasar dan kompleks yang kita konsumsi tepat sebelum kita mulai berpuasa, yang disebut "waktu sahur", dapat memberikan energi selama delapan jam pertama dalam berpuasa.
Source | : | Mayo Clinic,American Cancer Society,Journal of Cancer Causes Control,Journal of Science Translational Medicine |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar