GridHEALTH.id - Bulan Ramadan umat muslim seluruh dunia diwajibkan menjalakan ibadah puasa di siang hari satu bulan penuh.
Di bulan puasa Ramadan 2021, kondisinyua mirip. Umat muslim harus puasa di tengah pandemi Covid-19.
Tapi umat muslim di seluruh dunia dengan khusyuk dan ikhlas tetap menjalankan ibadah puasa di siang hari walau dalam situasi pandemi Covid-19.
Puasa yang dijalankanpun hingga 12 jam lebih.
Kondisi ini menarik banyak ahli untuk mempelarinya.
Hasilnya, ternyata para ahli mengungkap puasa bisa menjadi salah satu cara untuk menangkal virus corona.
Bahkan banyak ahli yang menyatakan, jika puasa justru bisa membunuh virus dan bakteri.
Baca Juga: Cara Bedakan Gejala TBC Dengan Covid-19, Tanda-tandanya Hampir Sama
Ketahuilah, salah satu manfaat puasa bagi kesehatan adalah mengistirahatkan pencernaan beserta enzim dan hormon, yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus menerus selama kurang lebih 18 jam.
Dengan berpuasa, sebagaimana melansir Intisari-online.com (13/4/2021) yang mengutip National Health Service, organ pencernaan manusia istirahat selama 14 jam.
Saat sistem pencernaan beristirahat itulah, energi tubuh menjadi lebih terarah untuk proses perbaikan sel-sel dan sistem jaringan yang rusak.
Salah satunya adalah mengeluarkan toksin atau racun tubuh, sehingga mencegah toksemia.
Untuk diketahui toksemia alias keracunan dalam darah, adalah kondisi yang terjadi ketika toksin atau racun menumpuk di dalam tubuh, termasuk bakteri dan virus.
Baca Juga: Kisah Seorang Ibu yang Bayinya Diberi Madu dan Susu Kambing Sempat Viral, Ini Penjelasan Dokter Anak
Puasa yang dilakukan di bulan Ramadan bisa dibilang merupakan cara mudah dan aman untuk detoks.
Saat berpuasa, secara alami usus akan membersihkan diri.
Di saat yang sama, organ tubuh lainnya seperti hati dan lambung juga akan beristirahat.
Ketahuilah biasanya hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit.
Baca Juga: Ada 7 Vaksin Covid-19 Sudah Masuk Indonesia, Tapi Hanya 1 yang Bersertifikasi WHO
Saat berpuasa, organ hati diberi kesempatan sekian jam untuk beristirahat.
Sementara lambung merupakan keranjang makanan yang tidak protes meski yang masuk adalah makanan tidak sehat.
Nah dengan berpuasa hingga 12 sampai 14 jam, pencernaan pun menjadi lebih bersih dan mendorong penguatan fungsi enzim dan hormon terkait, guna mendukung upaya menjaga metablisme tubuh tetap pada kondisi terbaiknya.
Namun, tetaplah ingat untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi secara cukup di saat sahur dan buka puasa, agar manfaat baik yang didapat oleh tubuh kian maksimal.
Dengan pilihan makanan yang tepat saat sahur dan buka, sel-sel tubuh tak akan kekurangan energi selama 14 jam puasa.
Baca Juga: Laporan WHO : 1,1 Miliar Remaja Berisiko Kehilangan Pendengaran Karena Volume Musik Keras
Metabolisme tubuh pun tak akan terganggu.
Adapun cara puasa mengeluarkan racun dalam tubuh sungguh ajaib dan hebat.
Ketahuilah sel-sel tubuh kita memperoleh makanan dari darah.
Adapun darah memperoleh makanan dari usus.
Usus sendiri bisa menyuplai makanan ke darah karena usus menyerap makanan dari setiap zat yang kita konsumsi.
Baca Juga: Wajib Vaksin Covid-19 Selama Ramadan, Rekomendasi Penyuntikan dari MUI dan Anjuran dari Kemenkes
Nah, Jika ada racun dalam saluran usus, racun akan terserap dan ikut beredar bersama darah ke setiap sel-sel tubuh.
Proses detoksifikasi tersebut terjadi pada usus besar, hati, ginjal, paru, kelenjar getah bening, serta kulit.
Racun dalam tubuh manusia sendiri bisa berasal dari dalam (endogenus) atau dari luar (eksogenus).
Racun endogenus adalah racun yang berasal dari sisa metabolisme, radikal bebas, produksi hormon berlebihan akibat stres, gangguan fungsi hormon, dan bakteri penyakit yang sudah ada di dalam tubuh.
Baca Juga: AS Uji Coba Vaksin Covid-19 yang Bisa Menyesuaikan Dengan Semua Varian Virus Corona
Racun eksogenus adalah polutan, obat-obatan, hormon pada ternak, produk susu, makanan yang diproses, lemak trans, dan mikroba.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar