GridHEALTH.id - Tes GeNose C19 kini telah digunakan sebagai salah satu syarat untuk melakukan perjalanan menggunakan kereta api atau pesawat terbang.
Setidaknya bandara udara di Yogyakarta, Surabaya, Medan dan Bandung serta 44 stasiun di Indonesia sudah menggunakan GeNose C19 ini sebagai alat skrining virus corona (Covid-19).
Baca Juga: Fatwa MUI; ' Benarkah Swab Test Bisa Batalkan Ibadah Puasa?'
Namun memasuki puasa Ramadan 2021 ini, ternyata terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipatuhi sebelum melakukan tes GeNose C19 saat puasa agar hasilnya Akurat.
Hal itu seperti dijelaskan dalam artikel "Syarat Tes Genose Saat Jalani Puasa Ramadan" dilaman ugm.ac.id (12/4/2021).
Dimana Peneliti GeNose C19, dr. Dian Kesumapramudya, Sp.A., M.Sc., Ph.D., menjelaskan saat puasa skrining Covid-19 menggunakan GeNose C19 masih bisa dilakukan.
Namun memang ada beberapa hal yang mesti diperhatikan agar hasilnya bisa akurat.
Baca Juga: Mengapa Penderita Jantung Koroner Dilarang Olahraga Intensitas Tinggi? Ini Alasannya
"Diupayakan pemeriksaan GeNose dilakukan saat pagi hari," kata Dian, Senin (12/4/2021).
Peneliti UGM itu juga menjelaskan pemeriksaan dianjurkan saat pagi hari maksimal 6 jam setelah sahur.
Sebab lebih dari jam tersebut asam lambung akan meningkat dan mempengaruhi hasil pembacaan GeNose C19.
Baca Juga: Kritik Pedas Epidemiolog UI Usai GeNose Jadi Syarat Naik Pesawat: 'False Negatifnya Bikin Penyebaran Virus Makin Luas'
"Terkait peningkatan asam lambung ini sebenarnya bisa diatasi dengan berkumur, meski tetap yang paling optimal kurang dari 6 jam sesudah sahur pemeriksaan GeNose-nya" terangnya.
Selain itu, waktu yang dianjurkan untuk pemeriksaan GeNose C19 juga adalah setelah berbuka puasa.
"Selain pagi, tes GeNose sebaiknya dilakukan 1 jam setelah berbuka puasa," kata anggota peneliti GeNose C19, dr. Mohamad Saifuddin Hakim, M.Sc., Ph.D..
Baca Juga: Serupa dengan GeNose, SpiroNose di Belanda Dihentikan untuk Tes Covid-19, Hasilnya Keliru
Pada hari-hari biasa, pengguna tes GeNose C19 diminta untuk puasa atau tidak makan/minum yang berbau khas. Juga tidak merokok sekitar 30 menit hingga 60 menit sebelum pemeriksaan.
Hal ini dilakukan demi meminimalisir terjadinya positif atau negatif palsu dari hasil pembacaan GeNose C19.
Untuk diketahui, saat ini GeNose C19 tengah berproses validasi eksternal sebelum bisa masuk digunakan dalam penanganan Covid-19 nasional.
Validasi eksternal merupakan uji diagnostik yang dilakukan secara independen oleh tim peneliti lain.
Beberapa peneliti yang terlibat dalam validasi eksternal ini antara lain dari UI, Universitas Airlangga, dan Universitas Andalas.
Jika validasi eksternal ini hasil akurasinya konsisten kemungkinan besar GeNose C19 akan direkomendasikan Kemenkes untuk perluasan pemakaiannya termasuk di puskesmas-puskesmas.(*)
Baca Juga: Dijadikan Syarat Perjalanan Kereta, Satgas: 'GeNose untuk Screening, Bukan unttuk DIagnosis'
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Ugm.ac.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar