GridHEALTH.id - Di bulan penuh berkah ini, setiap muslim diwajibkan untuk berpuasa, yakni menahan lapar, dahaga, amarah, dan nafsu, sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Tak hanya itu, puasa juga diketahui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.
Antara lain membantu menurunkan berat badan, memberi waktu bagi sistem pencernaan untuk membersihkan diri, serta meremajakan sel-sel kekebalan tubuh.
Baca Juga: Gejala Kanker Lambung, Awalnya Sering Dikira Mirip Sakit Maag
Walaupun begitu, masih banyak orang yang mempertanyakan apakah penderita maag boleh mengikuti puasa?
Pasalnya, saat puasa kita diharuskan untuk tidak makan selama sehari penuh dapat menyebatkan sakit tersebut kumat.
Gastritis atau maag adalah istilah umum untuk sekelompok kondisi dengan satu kesamaan yaitu radang selaput perut.
Melansir dari mayoclinic.org dalam artikel 'Gastritis', peradangan ini paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri yang sama yang menyebabkan tukak lambung.
Baca Juga: Cara Alami Untuk Mengencangkan Kulit Kendur Setelah Melahirkan
Lihat postingan ini di Instagram
Penggunaan pereda nyeri tertentu secara teratur dan minum terlalu banyak alkohol juga dapat menyebabkan maag.
Maag dapat terjadi secara tiba-tiba (gastritis akut), atau muncul perlahan seiring waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan maag dan peningkatan risiko kanker perut.
Namun, bagi kebanyakan orang, gastritis tidak serius dan membaik dengan cepat dengan pengobatan. Karena itu lah, maag menjadi salah satu kekhawatiran bagi kita yang memilikinya dan tetap ingin menjalankan kewajiban untuk berpuasa.
Penjelasan Ahli
Baca Juga: Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan Wangi, Buahnya untuk Mengatasi Masalah Lambung
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Lambung dan Pencernaan Ari Fahrial Syam mengatakan, penderita penyakit maag boleh berpuasa.
Namun, pada minggu pertama menjalankan puasa, memang akan timbul rasa tidak nyaman pada lambung.
"Dalam minggu-minggu pertama, semua orang, apalagi yang sakit maag, ini adalah masa-masa yang memang perlu 'perjuangan', penyesuaian-lah istilahnya," kata Ari, dikutip dari tayangan YouTube KompasTV, Selasa (13/4/2021).
"Tahan aja dulu (sakitnya), yang penting tidak muntah, enggak ada masalah. Karena nanti asam lambung juga akan menyesuaikan dengan kondisi tersebut (puasa)," tambahnya.
Ia juga menjelaskan, pada minggu kedua berpuasa, lambung sudah akan terbiasa dengan kondisi kekosongan selama beberapa jam.
Baca Juga: Pasien Sembuh Covid-19 Sering Alami Penggumpalan Darah, Peneliti NTU Temukan Penyebabnya
Untuk mengantisipasi rasa sakit yang mungkin timbul selama minggu pertama berpuasa, Ari menyarankan kepada penderita maag untuk minum obat antasida saat sahur.
"Tapi saya bilang, ini (obat) hanya semingguan lah. Seminggu aja. Ketika yang tadi saya bilang, sudah ada penyesuaian dari lambung, itu silakan," kata Ari.
Meski penderita maag diperbolehkan menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan, namun perlu juga memperhatikan kondisi tubuh.
Baca Juga: Sakit Maag Atau Gejala Kanker Lambung? Ini Cara Membedakannya
Ketika berpuasa dan timbul rasa sakit berlebih dari lambung, seperti nyeri, rasa panas di dada, hingga muntah-muntah, maka sebaiknya puasa dihentikan.
"Kalau muntah-muntah kan dia bisa dehidrasi, tambah lagi dia berpuasa. Nah itu tidak dianjurkan. Atau nyeri, kalau nyeri itu kan ada (rasa) enggak nyaman nih, nyeri banget, panas dadanya, mungkin asam lambung tinggi," ujar Ari.
Pada prinsipnya, jika seseorang merupakan penderita maag akut, maka tidak dianjurkan untuk berpuasa. Ari menambahkan, orang dengan masalah penyakit lambung dibagi menjadi dua, yaitu kelompok sakit maag fungsional dan dispepsia organik.
Perbedaannya adalah orang dengan kelompok sakit maag fungsional tidak ditemukan adanya kelainan yang signifikan dalam lambung.
Baca Juga: Uji Klinis Vaksin Nusantara Dilanjutkan Tanpa Persetujuan BPOM, Satgas Covid-19 Hanya Beri Teguran
Sedangkan untuk penderita sakit maag kategori dispepsia organik, dalam observasi ditemukan kelainan seperti tukak lambung, polip, tumor, serta berbagai macam iritasi lainnya.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,mayoclinic.org,KompasTV |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar