“Pada varian ini (E484K), gejala klinis yang muncul mirip dengan Varian B117, B1351 Afrika Selatan, dan P1 Brazil. Derajat keparahannya juga tidak berubah,” kata Agung seperti dilansir di laman Unair.
Jumlah pasien yang meningkat jika tidak segera ditangani akan membuat angka kematian dan moratalitas melonjak.
Baca Juga: dr Nadia: Ada Satu Kasus di Jakarta, Mutasi Virus Corona E484K 'Eek' yang Hebohkan Jepang,
Mutasi yang terjadi pada varian E484K membuat virus corona bisa menyebar dan membantu menghindari dari beberapa antibodi.
Saat ini, Unair juga sedang mengembangkan vaksin Covid-19 yang merupakan bentuk sumbangsih mereka untuk bangsa dan negara.(*)
Baca Juga: Ahli Epidemiologi UI: yang Dilakukan Sandiaga Uno Berisiko Mengundang Mutasi Virus Corona Baru
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Unair.ac.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar