GridHEALTH.id - Memanasakan makanan sisa sering kali menjadi pilihan utama, ketika kita tak lagi sempat memasak.
Apalagi di bulan puasa ini, sering kali kita berbuka dengan makanan yang berlimpah dan masih bisa untuk dimakan nanti saat sahur.
Memanfaatkan kembali makanan sisa memang baik dari sisi ekonomi. Tapi ingat, makanan isa juga bisa berbahay bagi kesehatan, walau sudah dipanaskan kembali.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Keracunan, 4 Hal Ini Harus Diperhatikan Sebelum Memanaskan Makanan
Meskipun hemat adalah pintar, makan sisa makanan yang terlalu lama disimpan di dalam atau di luar lemari es dapat membahayakan kesehatan.
Kita mungkin bertanya-tanya berapa lama makanan ini dapat disimpan dengan aman.
Melansir dari mayoclinic.org dalam artikel 'Nutrition and healthy eating', sisa makanan dapat disimpan selama tiga hingga empat hari di lemari es.
Pastikan untuk memakannya dalam waktu dekat. Setelah itu, risiko keracunan makanan meningkat.
Baca Juga: Kelelahan Sampai Tubuh Terasa Panas Saat Berpuasa, Ini Penyebabnya
Lihat postingan ini di Instagram
Jika kita merasa tidak akan bisa makan sisa dalam empat hari, segera bekukan.
Tak hanya itu, kita juga perlu waspada karena makanan sisa bisa saja sudah basi dan tak layak dimakan.
Berikut ini adalah sejumlah saran ahli gizi soal memanaskan makanan agar tetap aman dimakan.
Dosen dan peneliti Departemen Gizi dan Kesehatan UGM Fasty Arum Utami mengatakan, memanaskan makanan dapat mempengaruhi gizi yang terkandung dalam makanan.
Baca Juga: Memanaskan Makanan Saat Sahur, Siap-siap Ada Nilai Gizi yang Bakal Berkurang!
"Sejauh sepengetahuan saya saat ini, semakin berulang kali dipanaskan, semakin berkurang nilai gizinya," ujar Fasty, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/4/21).
Tak hanya memanaskan, bahkan proses memasak pun bisa mengurangi beberapa kandungan gizi dari makanan.
"Kalau dipanaskan atau proses pemasakan, memang ada beberapa kandungan zat gizi yang berkurang," tutur Fasty.
Akan tetapi tidak semua proses pemasakan merugikan. Ada juga proses memasak yang bisa membantu agar makanan lebih mudah dicerna.
"Tetapi proses pemasakan juga membantu tubuh untuk mengolah makanan atau mencerna yang masuk dengan lebih baik," katanya.
Fasty menyarankan agar makanan dipanaskan seminimal mungkin agar gizi tetap terjaga.
Baca Juga: Lindungi Diri dari Gigi Berlubang, Hindari Aneka Jenis Makanan Ini
"Satu kali dipanaskan kembali sudah cukup," ucap Fasty. Jika lebih dari satu kali dipanaskan, maka kualitas makanannya tidak sebagus ketika batu matang.
"Lebih dari itu, sifat organoleptiknya, seperti rasa, bau, tekstur juga sudah tidak sebagus ketika baru matang," kata dia.
Masak secukupnya
Saat Ramadhan, biasanya kita kalap dengan memasak berbagai jenis makanan dalam jumlah banyak. Untuk menghindari makanan sisa, Fasty menyarankan agar masyarakat jangan memasak makanan terlalu banyak.
"Maka, sebaiknya masak secukupnya saja," jelasnya. Pilihan lain, agar makanan bisa awet maka simpan saja bahan mentahnya. Kemudian dimasak seperlunya dan secukupnya.
"Kalau ingin awet, mungkin lebih ke penyimpanan bahan makanannya ya, yaitu bahan mentah. Simpan dalam wadah tertutup dan sesuai dengan suhunya," terang Fasty.
Ia mencontohkan daging dan seafood. Jika ingin mengawetkan bahan makanan ini, maka bisa disimpan di freezer di wadah tertutup.
Bahan makanan bisa diambil sewaktu-waktu kemudian dimasak. Ini jadi pilihan lebih baik daripada memasak banyak makanan, kemudian memanaskannya.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,mayoclinic.org |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar