GridHEALTH.id - Konsep pemenuhan gizi harian masyarakat Indonesia dahulu dikenal dengan 4 sehat 5 sempurna.
Percaya tidak percaya konsep tersebut yang dipopulerkan Bapak Gizi Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo sekitar tahun 1952, tertanam dibenak kita hingga saat ini.
Jadi saat itu patokan makan sehat adalah 4 sehat 5 sempurna.
Kata sempurna yang dimaksud dalam 4 sehat 5 sempurna adalah susu.
Kini konsep tersebut telah diubah menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Konsep manakah yang lebih baik dan praktis dalam pengaplikasiannya oleh masyarakat antara 4 sehat 5 sempurna dan Pedoman Gizi Seimbang?
Baca Juga: Infeksi Virus Covid-19 Dapat Dihalau Oleh Vitamin D, Fakta atau Mitos?
Mengenai hal ini, Ir. Doddy Izwardi, MA, saat menjabat sebagai Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI, pada kegiatan Sosialisasi Pedoman Gizi Seimbang kepada Pendidik dan Institusi Pendidikan yang bertajuk Gizi Seimbang Bangsa Sehat Berprestasi, Kamis (5/5), menjabarkannya dalam empat poin.
1. Penekanan Pesan
Seperti kita ketahui konsep 4 Sehat 5 Sempurna menekankan pada konsumsi nasi, lauk pauk, sayur, buah dan memandang susu sebagai bahan pangan yang menyempurnakan.
Konsep Pedoman Gizi Seimbang dimaknai sebagai susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Selain itu, PGS memperhatikan 4 prinsip, yaitu: Membiasakan makan makanan yang beraneka ragam, Menjaga pola hidup bersih, Pentingnya pola hidup aktif dan olah raga, dan Pantau berat badan.
Baca Juga: Kehamilan Nagita Slavina, Kehamilan Ketiga Sempat Dirahasiakan, Masalahnya Karena Hal Ini
2. Susu Bukan Penyempurna
Di dalam konsep 4 Sehat 5 Sempurna, susu menjadi manakan/minuman yang dikelompokkan tersendiri dan dianggap sebagai penyempurna.
Sedangkan di dalam konsep PGS, susu termasuk kedalam kelompok lauk-pauk, bukan makanan penyempurna.
Baca Juga: Respon Imun Berlebih yang Membuat Penyakit Infeksi Covid-19 Berbahaya
Susu dapat digantikan dengan jenis makanan lainnya yang sama nilai gizinya.
Kandungan gizi dalam susu adalah protein dan beragam mineral (Kalsium, Fosfor, Zat Besi). S
ementara dalam PGS, jika sudah cukup dan beragam konsumsi sumber protein seperti telur dan daging merah, daging unggas, juga ikan, tidak mengonsumsi susu juga tidak apa-apa.
3. Penjelasan Mengenai Porsi
Dalam konsep 4 Sehat 5 Sempurna tidak menyertakan informasi jumlah yang harus dikonsumsi dalam sehari.
Sedangkan konsep PGS sampai memasukkan penjelasan tentang kuantitas atau jumlah (porsi) yang harus dikonsumsi setiap hari untuk setiap kelompok makanan.
Baca Juga: 4 Penyebab Diabetes Paling Umum, Dari Autoimun Hingga Malas Gerak
Setiap hari tubuh membutuhkan asupan protein nabati 2-3 porsi, protein hewani 2-3 porsi, makanan pokok 3-8 porsi, sayuran 3-5 porsi, buah 3-5 porsi dan minum air mineral minimal 8 gelas.
Dalam PGS jika pola makan kita tinggi karbohidrat, tinggi lemak, sedikit protein, sedikit sayur dan buah, maka pola tersebut tidak bisa dikatakan sehat.
Baca Juga: Apa Itu Diabetes? Penyakit Membuat Sapri Pantun Menderita Penyakit Berat Lainnya
Berbeda pada 4 sehat 5 sempurna, pola makan tersebut dihitung meski protein, sayur dan buah porsinya sedikit.
4. Minum Air Mineral
Konsep 4 Sehat 5 Sempurna tidak menggambarkan bahwa tubuh perlu minum air mineral secara cukup, aman, juga bersih.
Sementara konsep PGS sudah menjelaskan pentingnya mencukupi kebutuhan minum air mineral minimal dua liter, atau lebih kurang delapan gelas per hari.
Bagaimana, sudah semakin paham kan sekarang?(*)
Baca Juga: Jenis Jerawat Berdasarkan Kemunculannya di Wajah, Cara Mengatasinya Berbeda
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Gizi seimbang |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar