GridHEALTH.id - Magnesium adalah mineral penting yang membuat tubuh kita berjalan dengan lancar.
Kadar magnesium serum (darah) normal didefinisikan sebagai 0,75 hingga 0,95 mmol/L, dengan apa pun di bawah kisaran ini menunjukkan potensi defisiensi yang dikenal sebagai hipomagnesemia.
Sementara hanya 2% dari populasi yang dilaporkan menderita hipomagnesemia, beberapa ahli kesehatan mengatakan bahwa kondisi ini sangat kurang terdiagnosis karena kadar magnesium biasanya hanya diuji ketika kadarnya sangat rendah.
Jika khawatir tentang kadar magnesium (yang cenderung menurun seiring bertambahnya usia), berikut adalah gejala defisiensi (tanda-tanda kekurangan) yang paling umum, cara menguji kadar dan apa yang harus dilakukan.
1. Kelelahan
Menurut penelitian tentang sindrom kelelahan kronis, magnesium memberikan dukungan nutrisi untuk memerangi kelelahan.
Ini karena magnesium diperlukan untuk produksi energi. Jika tubuh tidak memiliki akses yang memadai ke magnesium, maka produksi energi terganggu, membuat kita rentan terhadap kelelahan.
Baca Juga: Penyandang Diabetes Wajib Mengonsumsi Magnesium, Ini Manfaatnya
Baca Juga: Gejala Diabetes, Jawab 8 Pertanyaan Ini Untuk Memastikan Apakah Kita Sudah Menyandang Diabetes
2. Peradangan kronis
Meskipun peradangan adalah bagian penting dari fungsi kekebalan dan penyembuhan luka, peradangan kronis mendasari banyak penyakit utama seperti penyakit jantung dan diabetes.
Peradangan dapat terasa seperti area lokal yang panas dan bengkak pada tubuh, nyeri dan nyeri umum, perasaan keseluruhan buruk atau lelah, atau muncul sebagai diagnosis peradangan.
Magnesium memainkan peran kunci dalam mengelola respons inflamasi normal tubuh. Ketika asupan magnesium rendah, biomarker inflamasi seperti protein c-reaktif sensitivitas tinggi (hs-CRP), interleukin-6, dan fibrinogen akan terpengaruh secara signifikan.
3. Lonjakan gula darah dan pradiabetes
Meskipun kadar gula darah (glukosa) tidak diragukan lagi sangat dipengaruhi oleh apa yang dimakan dan berapa banyak energi yang dikeluarkan, secara mengejutkan mereka juga dipengaruhi oleh kadar magnesium. Ini karena magnesium membantu tubuh dalam metabolisme glukosa dan insulin.
4. Sindrom kaki gelisah dan kram kaki
Meskipun mekanismenya tidak dipahami dengan baik, ada anekdot dan beberapa bukti terbatas yang diterbitkan bahwa kadar magnesium yang rendah dapat menyebabkan sindrom kaki gelisah (RLS).
Suplemen magnesium telah ditemukan untuk membantu mengelola gejala RLS, kram kaki, dan bahkan gangguan gerakan anggota tubuh berkala.
Baca Juga: Manfaat Mengunyah Biji Labu, Melawan Diabetes Hingga Radang Sendi
Baca Juga: 5 Tips Untuk Membantu Menghindarkan Diri dari Penyakit Infeksi Menular
5. Stres dan perubahan suasana hati
Jutaan orang di seluruh dunia kualitas hidupnya dipengaruhi oleh perjuangan sehari-hari mereka dengan stres sosial, ketakutan, dan ketakutan.
Mempertahankan kadar magnesium normal dapat membantu mengelola stres karena interaksi magnesium yang bermanfaat dengan otak.
Studi mendukung hal ini , menunjukkan bahwa rendahnya asupan magnesium berhubungan dengan gangguan mood.
6. Migrain dan sakit kepala
Migrain adalah penyakit keenam yang paling melumpuhkan di seluruh dunia, menyebabkan nyeri berulang selama berjam-jam, kepekaan terhadap cahaya dan suara, dan bahkan mual dan muntah.
Sejumlah besar bukti telah menemukan bahwa magnesium, baik yang diberikan secara oral atau melalui IV, dapat menjadi pilihan yang efektif dan murah untuk memberikan dukungan nutrisi dalam pengelolaan migrain.
Meskipun mekanismenya tidak sepenuhnya dipahami, diketahui bahwa mempertahankan kadar magnesium yang normal membantu menjaga fungsi listrik neuron otak.
7. Detak jantung atau ritme tidak teratur
Magnesium adalah mineral dan elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan saraf normal dan impuls listrik jantung.
Jantung berdebar, detak jantung meningkat atau lambat, dan detak jantung "berdebar" adalah tanda-tanda kemungkinan kekurangan magnesium.
Baca Juga: Polifarmasi, Penggunaan Beberapa Obat Secara Bersamaan Bisa Munculkan Risiko Gangguan Kesehatan Baru
Baca Juga: Waspadai Penyakit Infeksi Kaki Pada Lansia, dan Cara Merawatnya
Meskipun kita memerlukan pengujian formal untuk mengetahui apakah kita kekurangan secara klinis, kita juga dapat menambahkan lebih banyak makanan kaya magnesium ke dalam diet atau mencoba suplemen magnesium untuk melihat apakah gejalaa membaik.
Beberapa makanan mengandung magnesium, terutama sayuran berdaun gelap, kacang-kacangan, biji-bijian, polong-polongan, dan biji-bijian.
Baca Juga: Pengobatan Alami Lidah Buaya Untuk Mengatasi Tumit Pecah-Pecah
Baca Juga: Penyalahgunaan Obat-obatan Kini Dapat Dideteksi Lewat Embusan Napas
Untuk mendapatkan 350 mg magnesium per hari yang direkomendasikan NIH, kita bisa mempertimbangkan untuk berbicara dengan dokter Anda tentang mengonsumsi suplemen magnesium.(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Mind Body Green |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar