GridHEALTH.id - Dalam beberapa waktu terakhir, kasus Covid-19 tiba-tiba meledak.
Bahkan update terbaru menunjukan bahwa jumlah kasus Covid-19 harian telah mencapai rekor tertinggi elama pandemi berlangung di Tanah Air.
Berdasarkan data dari laman covid-19.go.id, hingga Rabu (23/6/2021) pukul 12.00 WIB tercatat penambahan 15.308 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 2.033.421 orang, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Menanggapi kasus Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan Ahli Biologi Mokuler, Ahmad Utomo mendesak pemerintah agar menghentikan penggunaan alat GeNoSe sebagai syarat untuk perjalanan.
Menurutnya penghentian itu dilakukan untuk menunggu hasil validasi eksternal dari kampus merdeka.
Validasi eksternal sebelumnya direncanakan secara independen oleh tim peneliti dari institusi non-UGM dan berlangsung hingga April 2021.
"Ini sudah Juni, sejak Februari belum ada hasilnya. Ini kampus kita benar-benar merdeka ndak untuk melaporkan hasilnya," kata Utomo dilansir Kompas.com, Senin (21/6/2021).
Padahal, GeNoSe digunakan sebagai alat verifikasi perjalanan waktu mudik.
Di media sosial, sejumlah warganet membagikan testimoni para calon penumpang moda transportasi yang menggunakan tes GeNose demi mendapatkan hasil negatif Covid-19.
Ada yang mengaku positif Covid-19 saat swab antigen, dan memilih menggunakan GeNose untuk melakukan perjalanan karena hasil tes menunjukkan sebaliknya.
Utomo menduga, ledakan kasus Covid-19 yang terjadi belakangan ini akibat dari penularan orang yang bepergian.
Baca Juga: Kontak dengan Orang Positif Covid-19 Tapi Hasil Swab PCR Negatif, Harus Karantina!
"(GeNoSe) harus dihentikan. Kita harus mencari masalah ledakan kasus, semua potensi masalah harus dicari. Apalagi tes kita masih lemah, tracing lemah, apalagi orang bisa ke mana-mana hanya berdasarkan GeNoSe," jelas dia.
Sebagai gantinya, Utomo menyebut screening perjalanan bisa menggunakan alat baku yang telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu tes swab PCR dan swab antigen.
Ia menegaskan, rekomendasi penghentian GeNoSe itu didasarkan atas hasil validasi eksternal yang belum keluar, bukan karena akurasi.
"Karena harus diakui, apa pun tesnya, bahkan PCR pun bisa meleset, karena banyak faktor juga," ujar Ahmad Utomo.
"GeNoSe boleh dipakai, Indonesia boleh berbeda dari negara lain, tapi tunjukkan dong hasil validasi ekstenal. Kalau memang kampus kita dipercaya dan benar-benar merdeka dan hasilnya bagus, ya pakai," lanjut dia.(*)
Baca Juga: Supaya Tes GeNose C19 Akurat Meski Sedang Menjalankan Puasa Ramadan 2021, Ini Panduannya
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Covid19.go.id,Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar