GridHEALTH.id - Virus Corona varian Delta penyebab penyakit Covid-19 saat ini tengah merajelela di Indonesia.
Banyak kota sudah menjadi hot spot juga episentrum varian delta asal India ini.
Mirisnya tidak hanya kota besar yang diserang varian delta, kota-kota kecil yang jauh dari hingar bingar pun mengalaminya.
Salah satunya kota di Jawa Tengah, Kudus.
Mengenai asal usul masuknya virus corona varian delta ke kudus belum ada keterangan resmi.
Namun, lonjakan kasus Covid-19 di Kudus yang terjadi pasca libur lebaran 2021 ini bermula dari sebaran varian baru Covid-19 dari India, varian Delta dengan kode B.1.617.
Dikabarkan, varian Delta asal India ini merupakan Super Strain, karena memiliki beberapa kriteria yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, menurut Supriyono, pejabat di Nashrul Ummah, yang menjadi tempat karantina pasien Positif Covid-19, "Dulu pernah ada ustadz dari luar Kudus yang berkunjung ke masjid di sini."
"Jamaah sudah mengikuti protokol kesehatan, cuci tangan dan pakai masker. Dia suruh buka masker dan mereka lakukan," katanya.
“Mayoritas warga Kudus beragama Islam dan mereka cenderung lebih perhatian ketika ustadz yang memberi nasehat bagaimana menghadapi virus. Mereka lebih mendengarkan ustadz daripada polisi dan militer,” kata Supriyono.
Kini salah satu tantangannya adalah menghilangkan sikap anti-sains dari beberapa ulama, dan mendidik mereka tentang penanganan Covid-19 dan praktik pencegahan infeksi.
Baca Juga: Tanda Kesehatan Mental Anak daan Remaja Terganggu Akibat Pandemi Covid-19
Kini di Kudus semua elemen masyarakat saling bahu membahu menolong sesama.
Ulama, mahasiswa dan ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah muncul sebagai garis pertahanan kedua dalam pertempuran melawan virus corona.
Karena rumah sakit hampir penuh, banyak pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala harus diisolasi di rumah.
Terkadang, seluruh keluarga harus dikarantina karena terpapar.
Baca Juga: Cara Mengatasi Efek Samping Vaksin Covid-19, Mudah dan Tidak Ada Alasan Takut Divaksin
Disinilah relawan Muslim bergerak membagikan makanan, madu, dan suplemen kesehatan lainnya kepada mereka yang membutuhkan.
Sarmanto Hasyim, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 NU di Kudus, mengatakan telah meminta saran untuk mengembangkan dan menjalankan fasilitas isolasi.
“Karena rumah sakit penuh, pasien mengisolasi diri di rumah tetapi virus dapat menyebar ke anggota keluarga lain dengan mudah karena kurangnya pemantauan,” katanya.
20 puluh pesantren, atau sekolah agama, telah diubah menjadi fasilitas karantina, dan yang paling lengkap - Nashrul Ummah - telah mulai menerima tidak hanya siswa pesantren, tetapi juga anggota masyarakat.
Baca Juga: Aktor Idola Kaum Hawa 4 Kali Pecah Pembuluh Darah Kepala, Tak Berani ke Rumah Sakit Karena Biaya
12 relawan digilir dalam tiga shift untuk merawat pasien, yang dirujuk ke sana setelah tes swab di klinik memastikan mereka positif Covid-19.
“Lebih baik pasien jauh dari rumah. Ada kasus suami positif dan tinggal di rumah, tetapi istrinya, kontak dekat, masih pergi ke pasar dan masjid, dan tanpa sadar dapat menularkan virus ke masyarakat, " paparnya.(*)
Baca Juga: Risiko Penyakit Jantung Turun Jika Rutin Minum Jus Tomat Tanpa Garam, Ini Hasil Penelitiannya
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar