Ghrelin. Kurang tidur meningkatkan kadar hormon lapar ghrelin. Akibatnya, kita bakal selalu lapar. Dan terjaga sepanjang malam berarti kita punya lebih banyak waktu untuk mencari-cari makanan.
Kemungkinannya adalah kita akan meraih karbohidrat dan camilan manis alih-alih wortel. Berat badan ekstra dan pola makan yang buruk adalah dua penyebab utama diabetes.
Apnea tidur obstruktif (OSA) juga dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Di OSA, pernapasan melambat atau berhenti sebentar saat tidur.
Ini bisa terjadi ratusan kali dalam semalam. Untuk mulai bernapas lagi kita harus bangun sebagian, jadi kita tidak mendapatkan istirahat malam yang baik. Itu dapat menyebabkan resistensi insulin dan diabetes tipe 2.
Kebanyakan orang dewasa membutuhkan 7 sampai 9 jam tidur malam. Anak-anak dan remaja membutuhkan lebih banyak, hingga 11 jam untuk anak usia sekolah dan 10 jam untuk remaja.
Baca Juga: CT Value, Angka yang Perlu Diperhatikan Saat Melihat Hasil Tes PCR
Baca Juga: Berantas Stunting: Pernikahan Dini, Salah Satu Penyebab Tingginya Angka Stunting di Indonesia
Ini adalah pedoman umum. Jumlah waktu tidur setiap orang juga tergantung pada kesehatan, gaya hidup, dan bahkan gen. Tapi kurang dari 6 jam semalam adalah menandakan kurang tidur bagi setiap orang.
Jika ada masalah gangguan tidur, segera bicarakan dengan dokter untuk mencari solusi.(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | WebMD,American Diabetes Association |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar