GridHEALTH.id - Diabetes Insipidus tidak sama dengan diabetes melitus. Rasa haus yang berlebihan dan sering ingin buang air kecil adalah satu-satunya gejala umum di antara keduanya.
Terlepas dari kesamaan namanya, diabetes Insipidus tidak memiliki kesamaan dengan diabetes tipe 2 kecuali sering ingin buang air kecil.
Ini adalah kondisi yang relatif jarang di mana tubuh menghasilkan banyak urine yang tidak berwarna dan tidak berbau.
Kondisi ini juga meningkatkan rasa haus secara tidak normal. Ini terjadi karena hormon vasopresin yang bertanggung jawab untuk menyeimbangkan cairan dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik.
Bila kekurangan hormon ini, kita menyandang diabetes insipidus sentral. Jika kadarnya terlalu banyak, kita menyandang diabetes insipidus nefrogenik.
Dalam kedua kasus, ginjal tidak mampu menahan air. Ini berarti bahwa bahkan dalam kasus dehidrasi, seseorang harus sering buang air kecil.
Baca Juga: Bukan Dehidrasi Saja, Haus Menandakan Gejala Gangguan Kesehatan Lain
Baca Juga: Penyakit Infeksi Influenza Pada Lansia, Gejala dan Komplikasinya
Diabetes insipidus sentral terjadi jika ada gangguan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari.
Di sinilah hormon vasopresin diproduksi. Ini mungkin karena tumor, infeksi, cedera, peradangan atau operasi.
Terkadang, itu mungkin karena cacat genetik. Kehamilan juga diketahui menyebabkan kondisi ini.
Pada diabetes insipidus nefrogenik, ginjal tidak merespons vasopresin dan organ ini menyerap terlalu banyak cairan dari aliran darah.
Ini mungkin terjadi karena saluran kemih yang tersumbat, penyakit ginjal, dan mutasi genetik.
Terlalu banyak kalsium dalam darah dan kekurangan kalium juga dapat menyebabkan hal ini seperti halnya obat-obatan tertentu.
Tes urine dan darah sederhana akan menentukan apakah kita memiliki masalah ini. Biasanya kita juga diminta menceritakan secara detail riwayat kesehatan pribadi dan riwayat kesehatan keluarga (genetik) oleh dokter.
Baca Juga: Pradiabetes, Ambang Batas yang Perlu Diketahui Untuk Mencegah Diabetes
Baca Juga: Cara Alami Mengusir Lemak di Perut Dengan Konsumsi Jus Lidah Buaya
Dokter mungkin merekomendasikan tes kekurangan cairan untuk dapat memastikan diagnosisnya.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga merekomendasikan tes pencitraan resonansi magnetik dan skrining genetik.
Jika tidak diobati, komplikasi seperti ketidakseimbangan elektrolit, pusing, mulut kering, lekas marah dan kebingungan sering terjadi.
Kita mungkin menunjukkan fitur cekung dan nyeri otot. Insomnia adalah dampak lain dari kondisi ini. Ini bukan kondisi yang mengancam jiwa dan tidak menyebabkan gagal ginjal.
Perawatan akan tergantung pada penyebab kondisi tersebut. Tetapi bahkan sebelum memulai perawatan, dokter akan meminta untuk minum banyak air.
Baca Juga: Tingkat Kesehatan Jantung dengan Mengurangi 300 Kalori Per Hari
Baca Juga: Terpapar Covid-19, Bisakah Mempengaruhi Keberhasilan Program Bayi Tabung? Ini Kata Dokter
Ada obat-obatan yang efektif dan beberapa di antaranya datang dalam bentuk semprotan hidung. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | The National Kidney Fondation,American Diabetes Association |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar