"Yang paling tidak ada dalam daftar vaksin intranasal adalah yang diformulasikan sebagai mRNA yang dienkapsulasi lipid," kata Lund dan Randall, seperti dikutip Science Daily (26/07/2021).
Tujuan akhir dari vaksinasi adalah untuk memperoleh kekebalan protektif berumur panjang, dan oleh karena itu, vaksinasi yang efektif tidak perlu dibatasi pada satu rute, catat para peneliti UAB.
Menyarankan strategi vaksinasi yang ideal, Lund dan Randall mengatakan bahwa, "Kami dapat menggunakan vaksin intramuskular untuk memperoleh respons imunoglobulin G sistemik yang berumur panjang dan repertoar luas sel memori B dan T pusat.
Diikuti oleh booster intranasal yang merekrut memori B dan sel T ke saluran hidung dan selanjutnya memandu diferensiasi mereka menuju perlindungan mukosa, termasuk sekresi imunoglobulin A dan sel memori yang tinggal di jaringan di saluran pernapasan.
Di India, Bharat Biotech yang berbasis di Hyderabad sedang mengerjakan vaksin hidung, yang disebut BBV154, yang sedang dalam uji coba Fase I.
Baca Juga: Tidak Semua Penyandang Obesitas Menderita Penyakit Sindrom Metabolik, Ini Penjelasannya
Baca Juga: Campuran Lada, Kemangi dan Kunyit Ternyata Ampuh Mengusir Sakit Gigi
Perusahaan, yang juga memproduksi Covaxin, diperkirakan akan meluncurkan 10 juta dosis vaksin hidung pada akhir tahun 2021.(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Science Daily,The Japan Times |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar