GridHEALTH.id - Rencana makan sehat sangat penting untuk mengelola diabetes. Penyandang diabetes disarankan untuk menjauhi makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darah mereka seperti minuman manis, karbohidrat olahan, lemak trans, buah-buahan kering, dll.
Makanan terbaik untuk penyandang diabetes adalah yang rendah karbohidrat dan gula, dan tinggi dalam serat, lemak sehat, dan protein.
Salah satu makanan yang kurang populer namun bergizi untuk diabetes adalah nasi hitam yang terbuat dari beras hitam.
Para ahli Ayurveda mengklaim bahwa makan nasi hitam dapat mencegah perkembangan diabetes, kanker, penyakit jantung, dan bahkan penambahan berat badan.
Beras hitam, juga dikenal sebagai beras ungu atau beras terlarang, telah dimakan di wilayah Asia selama berabad-abad.
Dikatakan bahwa di China kuno, beras hitam dilarang untuk semua kecuali bangsawan.
Baca Juga: Buah-buahan yang Tidak Disarankan Untuk Penyandang Diabetes, Apa Saja?
Baca Juga: 5 Pengobatan Rumahan Sederhana Untuk Atasi Vagina Gatal dan Nyeri
Di India, umumnya tumbuh di bagian timur laut India. Saat ini jenis beras ini semakin populer di seluruh dunia karena orang menemukan banyak manfaat kesehatan yang ditawarkannya.
Bagaimana makan beras hitam dapat membantu penyandang diabetes? Beras hitam kaya akan antioksidan penangkal penyakit yang kuat, serat makanan, protein, dan zat besi.
Beras jenis ini mendapatkan ciri khas warna hitam-ungu dari antosianin, sekelompok pigmen tumbuhan flavonoid yang memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, dan antikanker yang kuat.
Antosianin dapat bertindak melawan radikal bebas dan membantu penyandang diabetes mendapatkan perlindungan dari kerusakan sel dan melawan peradangan.
Beras hitam juga kaya akan serat, yang dicerna secara perlahan oleh tubuh. Ini, pada gilirannya, membantu pelepasan glukosa secara lambat dalam darah, mencegah lonjakan kadar gula darah secara tiba-tiba.
Serat membuat kita merasa kenyang lebih lama dan membantu mengurangi asupan kalori. Ini membantu melawan obesitas, yang merupakan faktor risiko diabetes.
Namun, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau ahli diet sebelum menambahkan beras hitam ke dalam diet diabetes.
Baca Juga: 5 Olahraga untuk Penyandang Diabetes Lansia Agar Sehat dan Bugar
Baca Juga: Radang Tenggorokan Akibat Infeksi Bakteri Perlu Segera Ditangan
Mereka dapat memberi tahu jumlah pasti beras hitam yang dapat kita masukkan dengan tepat ke dalam makanan harian.
Selain rencana makan sehat, penyandang diabetes harus melakukan beberapa aktivitas fisik untuk mengatur gula darah mereka.
Menurut Journal of Clinical Medicine, beras hitam dapat memberikan lebih banyak manfaat kesehatan daripada varietas beras lain yang berkerabat dekat. Manfaat itu adalah;
1. Mencegah penyakit hati berlemak
Beberapa penelitian bahwa beras hitam dapat membantu mencegah penyakit hati berlemak, kemungkinan besar karena kandungan antioksidannya yang tinggi.
Lemak yang berlebihan di hati dapat menyebabkan peradangan hati, yang dapat merusak hati dan menciptakan jaringan parut, dan bahkan menyebabkan gagal hati.
2. Meningkatkan kesehatan jantung
Banyak antioksidan yang ditemukan dalam beras hitam telah terbukti membantu melindungi terhadap penyakit jantung.
Misalnya, flavonoid telah dikaitkan dengan penurunan risiko pengembangan dan kematian akibat penyakit jantung.
Baca Juga: 5 Cara Super Cepat Ini Untuk Mengatasi Stres Selain Bermeditasi
Baca Juga: WHO Mendesak Lebih Banyak Penelitian Tentang 'Long Covid-19'
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antioksidan antosianin dalam beras hitam dapat menurunkan penumpukan plak aterosklerotik di arteri.
Penyumbatan arteri merupakan faktor risiko utama untuk serangan jantung dan stroke.
3. Mendukung kesehatan mata
Beras hitam mengandung lutein dan zeaxanthin dalam jumlah tinggi, yang dapat melindungi mata dari radikal bebas yang berpotensi merusak.
Baca Juga: Alergi Antibiotik Bisa Bahayakan Nyawa, Ini Jenis Alergi Lainnya
Baca Juga: 11 Miliar, Jumlah Vaksin Covid-19 Dibutuhkan Untuk Akhiri Pandemi
Studi telah menemukan bahwa senyawa ini dapat membantu melindungi retina dengan menyaring gelombang cahaya biru yang berbahaya. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Journal of Clinical Medicine |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar